“Kami mendorong dan meminta agar pihak terkait segera memastikan pengoperasian unit AOP segera diaktifkan secara penuh dan diuji efektivitasnya dalam mengurangi bau. Penting agar parameter proses berjalan optimal,”ujar Fuadi dalam keterangan tertulisnya kepada media, di Jakarta, Senin (17/2/2025).
PKBTalk24 | Jakarta ~Ketua Fraksi PKB DPRD Daerah Khusus Jakarta (DKJ) M. Fuadi Luthfi menanggapi keluhan warga terkait dengan bau tak sedap, menyengat, serta asap pekat yang membuat tak nyaman dari pengolahan sampah berbasis Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara.
Politisi PKB Jakarta tersebut meminta agar proses pengaturan unit Advanced Oxidation Process (AOP), yang disebut belum beroperasi maksimal dan diduga menjadi pemicu munculnya bau tak sedap segera dioperasikan secara maksimal.
“Kami mendorong dan meminta agar pihak terkait segera memastikan pengoperasian unit AOP segera diaktifkan secara penuh dan diuji efektivitasnya dalam mengurangi bau. Penting agar parameter proses berjalan optimal,”ujar Fuadi dalam keterangan tertulisnya kepada media, di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Diketahui, fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan yang berlokasi di Jakarta Utara, digadang-gadang bakal menjadi fasilitas pengolahan sampah RDF terbesar di dunia berdasarkan kapasitas pengolahan sampahnya serta tercepat dalam pembangunannya.
Dilansir dari antara.com ( 10/1/2-25), proses peletakan baru pertama (groundbreaking), RDF Rorotan dilakukan pada 13 Mei 2024, dan direncanakan bisa beroperasi penuh pada Februari 2025.
RDF Rorotan ini, dirancang mampu mengolah sampah hingga mencapai 2.500 ton per hari, yang menjadikannya pengolahan sampah terbesar di dunia, mengalahkan fasilitas pengolahan sampah RDF terbesar di dunia saat ini yang berada di Tel Aviv, Israel dengan kapasitas 1.500 ton per hari.
Pengertian RDF (Refuse-derived Fuel)
RDF (Refuse-derived Fuel) adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pembakaran sampah. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Refuse-derived Fuel pun berarti “bahan bakar yang berasal dari sampah” anorganik atau sulit terurai, seperti, plastic, kertas, kain, karet, dan kulit.

RDF biasanya digunakan sebagai bahan bakar alternatif dalam pembangkit listrik, pabrik semen dan industri lain yang membutuhkan energi termal. RDF Rorotan milik Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta mulai dikerjakan oleh WIKA sejak Maret 2024 dan saat ini telah mencapai progres 94,88 persen.
Rencananya RDF Rorotan mulai dioperasikan pada Februari 2025 dan menangani sampah domestik dari 16 kecamatan di DKI Jakarta.
Dengan kapasitas input 2.500 ton sampah per hari, RDF Rorotan mampu menghasilkan output sebanyak 875 ton RDF, serta mengurangi 30 persen volume sampah yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
RDF yang dihasilkan nantinya dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif atau sumber energi terbarukan dengan karakteristik setara batu bara untuk mendukung kebutuhan energi industri pabrik dan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
Namun demikian, proses operasional yang disebutkan baru berjalan 98, 88 persen, tersebut dikeluhkan warga lantaran memicu munculnya bau tak sedap, dan asap pekat yang mengganggu warga di Kawasan Lokasi RDF Rorotan.
Terkait hal tesebut, Project Manager Pembangungan RDF Plant Jakarta KSO Wika-Jaya Konstruksi, Angga menjelaskan, jika bau yang muncul tersebut, diakibatkan oleh proses pengaturan unit Advanced Oxidation Process (AOP) pada deodorizer, yang belum beroperasi penuh.
“Kami sangat menyesal atas insiden yang sempat dirasakan warga sekitar RDF Plant Jakarta. Kami memastikan kejadian tersebut tidak terulang kembali, serta akan mengambil langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tidak terjadi kembali,” kata Angga, dalam keterangan resminya, Minggu (16/2/2025).
Namun demikian, Angga berujar, seluruh sistem di RDF Plant Jakarya kini telah berjalan sempurna dan siap beroperasi secara optimal.
“Proses penyetelan dari peralatan pengendali bau dan asap ini yang menyebabkan peralatan tersebut belum bekerja optimal. Jika set up selesai, pasti akan bekerja dengan baik,” ungkap Angga.
Manajemen timbunan sampah
Menanggapi pernyataan, Project Manager Pembangungan RDF Plant Jakarta KSO Wika-Jaya Konstruksi, Angga tersebut, aanggota Komisi A DPRD DKJ dari FPKB ini menyampaikan, persoalan sampah sudah menjadi catatan bersama, sebagai masalah mendasar bagi warga Jakarta. Karena itu, ujarnya manajemen pengelolaan timbunan sampah harus menjadi perhatian serius Pemprov DKJ.
“Karena itu, kami meminta kepada pejabat terkait agar mempercepat proses pembahanan pengolahan sampah ini, sehingga tidak terjadi penumpukan bahan organik yang berkontribusi pada bau,”kata Fuadi.
Sebelumnya diberitakan, aktivitas RDF Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, menuai protes dari kompleks Jakarta Garden City, yang merasa terganggu karena aroma yang menyengat. Sementara belum ada sosialisasi apapun dari pihak pengelola DRF Rorotan.
“Baunya itu kayak bau pestisida, terus pedih di mata, kadang-kadang ada bau sabun kayak gitu. Asapnya yang paling penting itu hitam,” kata Wahyu, pengurus RT 18/RW 14, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur, seperti dilansir dari kompas.com, Minggu (16/2/2025).
Karena itu, Fuadi pun meminta kepada pihak pengelola RDF Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara untuk menyikapi keluhan masyarakat secara cepat.
Fuadi juga meminta agar ada proses evaluasi secara berkala terhadap sistem pengendalian bau. “Buka saluran komunikasi agar masyarakat bisa melaporkan keluhan dan memberikan masukan terkait dengan dampak yang bisa ditimbulkan,”tandas Fuadi Luthfi. (*)