Yang terhormat, Ketum PBNU Gus Yahya…
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) harusnya fokus dengan kesempatan mengolah tambang, agar bisa mensejahterakan warga dan pengurusnya. PKB sudah ada yang ngurus, notebene juga orang NU yang AD/ART-nya disusun Politikus NU so pasti jiwanya NU.
Bila PKB suruh kembali ke NU, ituh sama saja memasukkan telor yang sudah keluar dari ayam. Gak bahaya, tah….
Almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah bilang, yang keluar dari induk ayam bukan hanya telor, tapi juga….? Inilah menggambarkan PKB ibarat telor keluar dari induknya (NU). Bila menganggap PKB seperti telor, sudah netas dan jadi ayam, yang khusus untuk aduan, agar bisa bersaing dalam Pilpres, Pilleg, pun Pilkada. Maka saat ini kita patut bangga, punya ayam Jago yang lumayan digdaya…
Bila merasa bahwa ayam tersebut terlalu berani, memang harus berani, agar menang dan tidak dilecehkan lawan. Bukankah yang mengajarkan “kendel” adalah guru-gurunya yang juga Poro Kyai NU?
Semoga induk ayam (PBNU) tidak nelor lagi. Cukup PKB kita pelihara agar jadi kuat dan membawa manfaat orang banyak. Bila sedang ada kurang senang dengan Pengurusnya, silaturahim, ngopi, musyawarah, selesaikan dengan bijak, jangan menyerang/menyalahkan PKB sebagai institusi/organisasi, karena akuh gak rela…
Kita ngak ingin PKB bernasib seperti PPP, yang dahulu selalu nomer satu, sekarang ngak lolos ke kandangnya di Senayan…sedih bila mengingat ituh, meski saya bukan lagi pendudukung PPP.
Semoga Allah SWT, jauhkan kita dari bencana dunia dan akherat, berkah karomahipun Poro Kyai NU. (***)
____
Surat terbuka untuk Gus Ketum PBNU
Salam Takdzim
Ustadz Thohirin, Nahdliyin, Tinggal di Jakarta