- Tak heran ujar Gus Muhaimin, jika ada yang serius menawarkan program kebijakan, pemberdayaan, tetapi dianggap tidak menarik, kalah dengan joged-joged.“
- “Calon pemimpin perubahan PKB, harus berani tampil di semua platform sosial media. Manfaatkan media sebagai bagian kerja dan strategi suksesnya dalam memperjuangkan perubahan di era disruptif ,”pungkasnya.
PKBTalk24 l Bogor ~ Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Sekolah Pemimpin Perubahan (SPP) bagi para calon legislatif terpilih 2024-2029 di wilayah VI, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Jakarta.
SPP Wilayah VI diikuti oleh sekitar 178 anggota DPR/DPRD terlilih PKB di Wilayah VI. Digelar di Puncak Halimun Camp, Bogor, 3-5 Agustus 2024, dan dibuka langsung oleh Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin.
Dalam pidato pengarahannya Gus Muhaimin menyampaikan dewasa ini, dunia memasuki era disruptif, di mana situasi baru datang dengan cepat, mengganti pola dan sistem lama, akibatnya persaingan menjadi paling tidak stabil, karena ukuran dan standarnya selalu berubah dengan sangat cepat.
“Makanya ada yang bilang, Pileg 2024 menjadi Pileg yang paling ‘biadab’ dalam proses rekrutmen kepemimpinan. Ada yang bilang sangat pragmatis, karena uangnya tak terbatas,” ujar Gus Muhaimin.
“Untungnya caleg-caleg terpilih PKB, banyaknya yang jadi, hanya dengan modal kecil, seperti halnya Daniel Johan di Dapil Kaltim,” lanjutnya..
Tak heran ujar Gus Muhaimin, jika ada yang serius menawarkan program kebijakan, pemberdayaan, tetapi dianggap tidak menarik, kalah dengan joged-joged.
Apa yang disebut gagasan? “Saya dan Anies mencoba “menjual” gagasan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik, karena duit kita tidak punya. Anies kira, saya punya uang Rp 4 triliun. Saya kira Anies – karena mantan Gubernur DKI, punya setidaknya Rp 6 triliun, sehingga menjadi Rp 10 triliun. Tapi ternyata tidak punya,”ujarnya disambut tawa peserta SPP.
Dari pengalaman Pilpres dan Pemilu 2024, Gus Muhaimin menilai gagasan, ide, program, selengkap, sebenar apa pun, tanpa diimbangi dengan strategi alqoritma, gelombang distribusi informasi yang memadai, maka sebagus apapun gagasan tersebut, dia akan terbatas. Kalah dengan pragmatisme yang didukung algoritma distribusi informasi yang memadai.
“Kemarin jika saja kita punya setidaknya tidak usah Rp 10 triliun, tapi Rp 1 triliun saja, insyaAllah “Oke, gas” bisa kita kalahkan,” ujar Gus Muhaimin yang disambut gerr, oleh kader PKB peserta Sekolah Pemimpin Perubahan.
Meskipun demikian, ujar Gus Muhaimin, tanpa uang, tanpa biaya besar, hanya bekerja dengan menjual gagasan berdasarkan apa yang menjadi kegelisahan rakyat, bekerja berdasarkan networking PKB menjadi salah satu peserta Pemilu yang sukses besar.
“Suara PKB naik drastis. Bahkan dari 13 jutaan menjadi 16 jutaan lebih. Kursi DPR/DPRD naik pesat. Saya sampaikan PKB menjadi peserta Pemilu dengan biaya termurah, tapi dengan hasil terbanyak,” kata Gus Muhaimin.
Pada bagian lain, Gus Muhaimin meminta kepada peserta SPP untuk mulai memperhatikan pentingnya algoritma, sistem distribusi informasi yang baik.
“Calon pemimpin perubahan PKB, harus berani tampil di semua platform sosial media. Manfaatkan mefia sebagai bagian kerja dan strategi suksesnya dalam memperjuangkan perubahan di era disruptif ,”pungkasnya. (**)