“Tidak ada soal kalau jelas apa yang mau dibicarakan. Kita enggak pernah ada masalah. PKB itu tidak pernah merasa punya masalah dengan Gus Ipul, dengan Gus Yahya,” kata Jazilul di kompleks Parlemen, Selasa (30/7).
PKBTalk24 | Jakarta ~ Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak keberatan jika harus duduk bersama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menyelesaikan konflik di antara dua organisasi tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid atau Gus Jazil. Tidak juga keberatan jika harus duduk bersama dengan pimpinannya PBNU, seperti Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya atau Sekjen Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul.
“Tidak ada soal kalau jelas apa yang mau dibicarakan. Kita enggak pernah ada masalah. PKB itu tidak pernah merasa punya masalah dengan Gus Ipul, dengan Gus Yahya,” kata Jazilul di kompleks Parlemen, Selasa (30/7).
Hanya saja, Gus Jazil menyampaikan bahwa dirinya masih bingung apa yang harus dibicarakan jika kedua organisasi itu harus duduk bersama.
Sebab menurutnya, selama ini antara PBNU melalui Gus Ipul lah yang terus mencari-cari masalah. Dia mengingatkan bahwa warga Nahdliyyin sudah tidak bisa untuk terus dibohongi. Menurut Gus Jazil, masyarakat akhirnya mengetahui bagaimana sepak terjang Gus Ipul.
“Apa itu tidak didengar? Apa itu tidak dibaca? Keluhan-keluhan dari para warga Nahdliyyin. Itu kan banyak sekali. Masa budeg, masa enggak didengar,” katanya.
Gus Jazil kemudian menyampaikan bahwa karena perbedaan posisi kedua organisasi sudah jelas, maka pihaknya menolak wacana intervensi yang dilakukan PBNU dengan menugaskan dua orang untuk mendalami hubungan kedua organisasi.
Gus Jazil menilai, selama ini PKB sudah solid dan karenanya, langkah PBNU bisa jadi salah alamat. Sebab tidak ada hubungan struktural antara PBNU dan PKB. Masing-masing memiliki tugas berbeda. Hal itu sudah dengan jelas disampaikan sendiri oleh Ketum PBNU Gus Yahya dalam banyak kesempatan.
Jazilul menerangkan bahwa PKB merupakan partai politik yang menerima mandat dari undang-undang. Sehingga PBNU tak berhak ikut campur dalam urusan organisasi.
“PKB berdaulat menjalankan undang-undang partai politik. Undang-undang nomor 2 tahun 2011. Sedangkan NU berjalan dengan undang-undang ormas. Jadi kamarnya berbeda-beda,” kata Jazilul.
Rapat Pleno PBNU pada 27-28 Juli
Sebagaimana diberitakan sebelumnya,, hasil rapat Pleno PBNU pada 27-28 Juli antara lain memutuskan mereka untuk mendalami hubungan dengan PKB.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan keputusan itu dilakukan menyusul narasi konflik yang menyiratkan ketengan hubungan antara kedua organisasi. Dia tak menampik ketegangan antara PBNU dan PKB yang meruncing dalam beberapa waktu terakhir.
“Saya harus saya sampaikan terus terang bahwa ada banyak konflik-konflik. Ada dari para peserta pleno, dan kemudian untuk mencari jalan, kami tidak ingin membuat langkah yang tergesa-gesa terkait dengan ini. Maka, kemudian pleno memberikan mandat kepada dua orang,” kata Gus Yahya. (***)