“Ada satu alasan disampaikan oleh Gus Dur ketika ditanya kenapa? Karena Prabowo punya sifat yang ikhlas,” ujar Huda. “Nah, menurut saya tidak cukup di situ, kalau orang ikhlas harus ketemu orang baik, dan Gus Imin orang baik dalam konteks ini,” tandas dia.
PKBTalk24, Jakarta ~ Ada yang menarik di acara diskusi PKB Mendengar “Gus Imin Pilih Siapa?”. Wasekjen DPP PKB Syaiful Huda mengomentasi pertanyataan Waketum Jazilul Fawaid dan meminta untuk bersabar terkait nasib hubungan Gerindra dan PKB.
Hal itu disampaikan oleh Saiful Huda menanggapi seloroh Gus Jazilul yang menyatakan jika koalisi tak jelas, maka tak masalah untuk “pindah ke lain hati”.
“Sabar Pak Jazil, sabar, sabar. Saya ingin menyampaikan diskusi saya dengan Mas Jazil yang kira-kira judulnya sing sabar. Memang revolusi ini butuh kesabaran,” ujar Huda saat mendapat giliran bicara di acara diskusi PKB Mendengar ‘Gus Imin Pilih Siapa?’ di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).
Menurut Saiful Huda, koalisi antara Gerindra dan PKB masih yang terbaik, lantaran ada beberapa faktor fundamental, salah satunya karena PKB dan Gerindra sama-sama membutuhkan.
“Saya kenapa harus sabar karena koalisi PKB Gerindra itu koalisi yang terbaik di mata saya menghadapi Pilpres 2024. PKB dan Gerindra sama-sama butuh untuk memenuhi 20 persen presidential threshold (PT) butuhnya itu realistis dan objektif,” kata Huda.
Gerindra dan Prabowo ujar, Huda membutuhkan PKB lantaran menguasai suara di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara Gerindra mendapat suara di Jawa Barat dan Banten.
“Prabowo kalah dua kali pilpres karena tidak mendapatkan insentif elektoral di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dan kalau PKB gabung pasti melengkapi,” katanya menandaskan.
Menurut Huda, Prabowo sangat memahami hal itu. Terutama jika melihat fakta peran PKB di antara 9 partai lainnya yang lolos presidential threshold. Huda kemudian menyampaikan bahwa partainya mesti mempertahankan, mengingat koalisi ini juga sudah berjalan selama 11 bulan, sementara proses ke depan tinggal dua bulan saja.
“Jadi ini kenapa saya ngotot harusnya harus dipertahankan terkait dengan kondisi PKB Gerindra ini. Butuh kesabaran visioner dan revolusi. Dinamika ini tinggal dua bulan lagi, nggak lebih menurut saya, masak 11 bulan sudah kita bisa lalui,” ujarnya.
Ada pantun Jazilul untuk Gerindra
Diketahui dalam acara yang sama, Jazilul menyinggung hubungan PKB dan Gerindra yang sudah berjalan selama 11 bulan. Ia lantas mengatakan jika tak ada kejelasan maka tak ada alasan untuk tak lepas.
“Makanya kader PKB, para ulama, pengamat juga ‘Ini kok ngak jadi-jadi ya’, ya memang nggak tahu caranya kelihatannya, masih baru, belum tahu caranya, belum begitu paham caranya, sudah 11 bulan kok belum,” tutur Wakil Ketua MPR RI
Jazilul mengatakan PKB akan setia jika partai di koalisi juga mengambil sikap yang sama. Ia lantas menyinggung ungkapan akan lepas, jika pihak terkait tak jelas menentukan sikap.
“Apa itu, ada di YouTube-YouTube itu loh, ‘lu 11 aku 12, lu nggak jelas gw lepas’ hahaha. Lu nggak jelas gw lepas, yang saya maksud kehadiran para sahabat-sahabat semua, para pengamat ini, waktunya tinggal 200 hari ini lagi, menuju 19 Oktober nggak sampai 200 kira-kira 60 hari lagi,” ungkapnya.
Huda ingatkan Prabowo butuh figur yang baik
Selanjutnya, Saiful Huda menyaampaikan jika Gerindra berkoalisi dengan Partai Amanan Nasional (PAN), hal itu hanya akan mengulang atau reuni dengan koalisi sebelumnya, yang selalu gagal.
“Saya sering menyampaikan kalau ada PAN dan Golkar gabung, saya sebutnya itu reuni 2014 dan tidak akan berefek apapun di mata saya, di pemenangan Pilpres 2024,” jelasnya.
Sebab menurut Huda, PKB dan Gerindra, yang telah membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), ia nilai sebagai poros koalisi yang terbaik dalam menghadapi Pilpres 2024.
Kehadiran PKB juga bisa mempermudah ucapan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terwujud. Gus Dur pernah melontarkan pernyataan bahwa Prabowo adalah kandidat capres yang paling ikhlas.
“Ada satu alasan disampaikan oleh Gus Dur ketika ditanya kenapa? Karena Prabowo punya sifat yang ikhlas,” ujar Huda. “Nah, menurut saya tidak cukup di situ, kalau orang ikhlas harus ketemu orang baik, dan Gus Imin orang baik dalam konteks ini,” tandas dia. (***)