Survei Algoritma menempatkan elektabilitas PKB berada di urutan ketiga dengan 11, 1%. Sementara PDIP berada di urutan pertama dengan raihan sebesar 22,7 % dan Gerindra di posisi kedua dengan 13,0%.
PKBTalk24, Jakarta ~ Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencatatkan peningkatan elektabilitas cukup signifikans berada diposisi ketiga dengan menyalip partai Golkar, meski masih di bawah PDIP dan Gerindra, yang masing-masing ada diposisi pertama dan kedua.
Adalah lembaga survei Algoritma Research and Consulting yang merilis survei untuk mengetahui peta elektabilitas partai politik (parpol) terbaru.
Melalui survei tersebut, elektabilitas PKB berada di urutan ketiga dengan 11, 1%. Sementara PDIP berada di urutan pertama dengan raihan sebesar 22,7 % dan Gerindra di posisi kedua dengan 13,0%.
Survei ini dilakukan dengan melakukan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terhadap 2.009 responden di seluruh Indonesia yang terbagi secara proporsional berdasarkan data pemilih di 34 provinsi Indonesia.
Sedangkan margin of error +/- 2,1% pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Pengumpulan data dilakukan pada 29 Mei hingga 10 Juni 2023 yang dilakukan oleh 109 enumerator.
“PDIP masih memuncaki kompetisi elektoral dengan raihan sebesar 22,7%, diikuti oleh Partai Gerindra 13,0% dan yang mengejutkan adalah PKB yang naik ke posisi ketiga untuk tingkat elektabilitasnya 11,1%,” jelas Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana saat rilis survei di Hotel Aone, Jakarta Pusat, Senin (26/6/2023).
Menurut Aditya, partai-partai yang telah memiliki kursi di parlemen mayoritas diprediksi lolos 4 persen. Namun tidak termasuk PAN, yang menurutnya diprediksi tak lolos.
“Pada umumnya partai-partai yang saat ini memiliki kursi di Parlemen seperti Golkar, Nasdem, Demokrat, PKS dan PPP diperkirakan akan lolos ambang batas parlemen karena mendapat raihan suara di atas 4%. Namun PAN berpotensi rawan tidak lolos ke parlemen,” tuturnya.
“Sementara itu, peluang partai-partai baru dalam kompetisi elektoral masih perlu berusaha keras untuk meyakinkan calon pemilih agar bisa menembus batas parliamentary threshold (PT) 4%,” sambung dia.
Berikut elektoral partai versi survei Algoritma:
- PDIP 22,7%
- Gerindra 13%
- PKB 11,1%
- Golkar 6,4%
- Nasdem 6,3%
- Demokrat 4,8 %
- PKS 4,1%
- PPP 4,0%
- PAN 2,9%
- Perindo 1,5%
- PSI 0,6%
- Hanura 0,6%
- Gelora 0,3%
- PBB 0,2%
- Partai Buruh 0,2%
- Partai Ummat 0,1%
- PKN 0%
- Tidak memilih atau golput 6,1%
- Rahasia 6,1%
- Tidak tahu 10,5%
- Tidak jawab 4,2%
Aditya menuturkan peta elektoral masih berubah. Perubahan peta elektoral, lanjut Aditya, berkorelasi dengan sosok capres yang didukung oleh parpol tersebut.
“Voltilitas pilihan tersebut berkorelasi dengan figur calon presiden yang akan didukung oleh suatu partai politik,” ungkapnya.
“Hampir dua pertiga pemilih yaitu 63,6% menyatakan bahwa akan mempertimbangkan calon presiden yang diusung partai politik tersebut yang sesuai dengan sosok calon presiden yang didukungnya,” sambung dia.