Dalam proses besar ini, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta hadir membawa semangat nasionalis-religius yang khas. Sebagai partai yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama, PKB melihat bahwa transformasi Jakarta tidak boleh kehilangan jati diri—baik secara budaya, sosial, maupun spiritual.
Oleh : Mohamad Fauzi, Sekretaris Wilayah (Sekwil) DPW PKB Jakarta
PKBTalk24 | Jakarta ~ Tahun 2027 akan menjadi tonggak bersejarah: Jakarta genap berusia 500 tahun. Sebuah usia yang tidak hanya menandai panjangnya sejarah kota ini, tetapi juga membuka lembaran baru dalam perjalanannya sebagai kota besar dunia.
Jakarta bukan lagi sekadar Ibu Kota Negara. Status itu secara resmi akan berpindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Namun, bukan berarti Jakarta kehilangan makna. Justru, inilah kesempatan bagi Jakarta untuk bertransformasi: dari kota administratif menjadi kota peradaban dunia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah meluncurkan kampanye “Jakarta500” sebagai bagian dari persiapan menuju lima abad kota ini. Kampanye ini dimulai sejak malam tahun baru 2025 dan akan berlanjut hingga Juni 2027, berisi rangkaian program dan transformasi besar untuk membawa Jakarta ke panggung global.
Jakarta500 dibangun atas tiga tahap transformasi utama:
-
2025 – Jati Diri Bangsa, Denyut Nadi Ekonomi Indonesia dan Asia
Jakarta ditegaskan sebagai pusat ekonomi yang berkontribusi besar, bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga kawasan Asia. -
2026 – Jati Diri Indonesia, Megapolitan Dunia
Kota ini diarahkan menjadi kota global yang mampu bersaing dalam ekonomi, teknologi, dan tata kota di tingkat internasional. -
2027 – Episentrum Budaya Indonesia dan Ekonomi Dunia
Di usia 500 tahun, Jakarta diharapkan menjadi titik temu antara kekuatan ekonomi dan kekayaan budaya Indonesia.
Peran Strategis PKB: Menjaga Akar, Menggapai Awan
Dalam proses besar ini, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta hadir membawa semangat nasionalis-religius yang khas. Sebagai partai yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama, PKB melihat bahwa transformasi Jakarta tidak boleh kehilangan jati diri—baik secara budaya, sosial, maupun spiritual.
Searah dengan perjalanan Jakarta menuju lima abad perjalanannya, sejatinya Jakarta juga tengah bersiap menapaki babak baru dalam sejarahnya. Jika sebelumnya selama sekian lama menjadi pusat pemerintahan Indonesia, kini status Ibu Kota Negara secara resmi akan berpindah ke Kalimantan Timur.
Tapi, apakah ini berarti Jakarta selesai? Justru sebaliknya—di tengah transisi ini, terbuka peluang luar biasa bagi Jakarta untuk bertransformasi menjadi kota masa depan: pusat ekonomi, bisnis, dan peradaban baru.
Dari Tantangan Menuju Peluang
Jika pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) bukan lagi sekadar wacana, lantaran Undang-undang IKN telah disahkan, dan bahkan Badan Otorita IKN telah bekerja, namun perpindahan ini tentu bukan akhir dari segalanya. Kota Jakarta tetap memiliki energi besar: infrastruktur kelas dunia, sumber daya manusia unggul, dan peran sentral dalam ekonomi nasional.
Selama ini, tantangan seperti kemacetan, polusi, banjir, dan kepadatan dianggap sebagai “beban” Jakarta. Tapi kini, itu bisa menjadi alasan kuat untuk melakukan penataan ulang secara menyeluruh. Tentu saja, tidak bisa dilakukan sendiri. Diperlukan arah, visi, dan komitmen dari semua pihak—termasuk partai politik seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
6 Tekkad PKB DKI Jakarta Menuju Kota Masa Depan
PKB bukan sekadar partai politik. Ia lahir dari rahim Nahdlatul Ulama, sebuah organisasi besar yang selama ini menjadi jangkar moral, sosial, dan keagamaan bangsa. Di Jakarta, PKB hadir bukan hanya untuk ikut serta dalam kontestasi politik, tetapi untuk menjaga harmoni, menegakkan keadilan sosial, dan mendorong pembangunan yang berakar pada nilai-nilai kebangsaan dan religiusitas yang moderat.
Lewat visi 6 Tekkad, PKB DKI Jakarta merumuskan langkah nyata untuk membawa Jakarta pasca-IKN menjadi kota modern, inklusif, dan bermartabat.
1. Merawat Budaya & Keberagamaan yang Santun
Jakarta adalah rumah bagi keberagaman: dari seni Betawi, budaya urban, hingga ragam keyakinan. PKB berkomitmen untuk:
-
Menjaga dan melestarikan tradisi lokal serta kesenian rakyat.
-
Menguatkan nilai-nilai Islam moderat dan inklusif, ala Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
-
Menjadikan budaya dan agama sebagai sumber harmoni, bukan alat konflik.
2. Menyelamatkan Lingkungan Kota
Krisis lingkungan Jakarta nyata: banjir, polusi udara, air tanah menyusut. PKB mendorong:
-
Penataan ulang DAS (daerah aliran sungai) lewat pendekatan naturalisasi.
-
Kota hijau dengan zona terbuka, sumur resapan, dan pengelolaan drainase modern.
-
Edukasi publik tentang perubahan iklim dan tanggung jawab ekologis.
3. SDM Berkualitas, Tenaga Kerja Sejahtera
Bonus demografi adalah kekuatan jika dikelola dengan baik. PKB siap:
-
Menyediakan pelatihan vokasi dan pengembangan keterampilan kerja.
-
Mendukung wirausaha muda dan UMKM kreatif.
-
Menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan dunia industri.
4. Jakarta yang Aman dan Rukun
Jakarta harus jadi tempat yang aman, tidak hanya secara fisik tapi juga sosial. PKB akan:
-
Menggerakkan tokoh agama dan masyarakat sebagai agen perdamaian.
-
Mengajak NU, Muhammadiyah, dan ormas keagamaan lainnya dalam menjaga kerukunan lintas iman dan suku.
-
Melawan ideologi radikal dan politik identitas yang memecah belah.
5. Pendidikan & Kesehatan untuk Semua
PKB memperjuangkan:
-
Pemerataan anggaran pendidikan untuk sekolah negeri dan swasta, termasuk madrasah dan pesantren.
-
Kurikulum lokal berbasis karakter dan cinta daerah.
-
Akses kesehatan yang inklusif—dari fasilitas dasar hingga layanan lanjutan.
6. Ekonomi Tangguh, UMKM Tumbuh
PKB ingin menjadikan Jakarta kota yang ramah usaha—baik bagi korporasi maupun pelaku kecil. Strateginya:
-
Mempermudah perizinan usaha dan menghapus hambatan birokrasi.
-
Membuka sentra UMKM di tiap wilayah dengan produk khas.
-
Menstabilkan harga kebutuhan pokok dan membuka jalan bagi ekonomi digital yang adil.
Dari Ibu Kota ke Kota Peradaban
Jakarta memang bukan lagi pusat pemerintahan, tapi bukan berarti kehilangan makna. Ia tetap punya energi besar untuk menjadi pusat peradaban modern. Dengan tata kelola yang baik, arah pembangunan yang jelas, dan keberpihakan kepada rakyat kecil, Jakarta bisa menjadi kota yang ramah, bersih, adil, dan berkelas dunia.
PKB DKI Jakarta hadir bukan hanya untuk bicara, tapi untuk bekerja. Untuk menjemput masa depan Jakarta yang lebih cerah—bukan sebagai mantan Ibu Kota, tapi sebagai Kota Masa Depan Indonesia. (***)
________
Penulis : H. Mohammad Fauzi | Sekretaris Wilayah (Sekwil) DPW PKB Jakarta, Pengamat Kebijakan Publik dan Keagamaan