Menurut Kementerian Agama (Kemenag), wisata halal merupakan pemberian fasilitas bagi wisatawan Muslim untuk dapat menunaikan kewajiban syariatnya di lokasi wisata tersebut.
PKBTalk24, Jakarta ~ Wisata halal bisa jadi merupakan istilah baru di Indonesia. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, Indonesia tergolong telat mengkampanyekan konsep wisata halal. Padahal di beberapa negara dengan populasi Muslim yang cukup besar seperti Arab Saudi, Palestina, Turki, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Malaysia, wisata halal lama dikembangkan.
Sebagai negara mayoritas muslim terbesar, Indonesia masih sebatas menjadi konsumen dan objek kampanye distinasi wisata halal dunia. Belakangan Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), mulai menyadari potensi wisata halal atau wisata ramah muslim ini.
Indonesia pun mulai gencar mengenalkan konsep wisata halal atau ramah terhadap mulim. Wisata halal ini diharapkan bisa menjadi alternatif bagi wisatawan Muslim maupun non-Muslim untuk berwisata dan memenuhi kebutuhan spiritualnya.
Di balik itu, konsep wisata halal ini sejatinya tersimpan potensi ekonomi yang besar. Meski ada juga yang menganggap konsep wisata halal sebagai bagian dari Islamisasi terhadap dunia pariwisata, namun anggapan ini tidak bisa dibenarkan. Sebab sejatinya, wisata halal juga mengadaptasikan konsep wisata religi yang juga ramah terhadap pemeluk agama lain.
Sebab dalam definisinya, menurut Kemenparekraf, wisata halal secara umum merupakan layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan Muslim.
Sementara menurut Kementerian Agama (Kemenag), wisata halal merupakan pemberian fasilitas bagi wisatawan Muslim untuk dapat menunaikan kewajiban syariatnya di lokasi wisata tersebut.
Konsep Wisata Halal
Secara konseptual, wisata halal adalah konsep pelayanan dan produk wisata berbasis syariah Islam. Beberapa hal yang termasuk ke dalam jenis wisata ini seperti tersedianya hotel halal, restoran halal, resor halal, dan halal trip. Konsep ini tak sebatas digunakan di negara-negara Islam saja, tetapi juga dapat diaplikasikan di negara-negara yang penduduknya tidak mayoritas beragama Islam.
Dalam hukum Islam, “halal” berarti hal yang dapat diizinkan, dan dalam konteks pariwisata, wisata halal menerapkan aturan yang berhubungan dengan hukum atau nilai-nilai Islam.
Keberadaan wisata ini patut dipertimbangkan mengingat masih belum ada standar yang diakui internasional terhadap pariwisata halal.
Wisata ini juga masih terkait dengan konsep wisata Islam (Islamic tourism), destinasi wisata ramah halal (halal friendly tourism destination), perjalanan halal (halal travel), destinasi perjalanan ramah Muslim (Muslim-friendly travel destination), serta gaya hidup halal (halal lifestyle).
Destinasi wisata pun perlu menyediakan dan memiliki beberapa hal demi mewujudkan wisata halal tersebut. Di antaranya seperti penyediaan makanan halal, fasilitas pendukung untuk beribadah berupa mushola dan tempat wudhu, hingga pelayanan ramah muslim lainnya.
Konsep pengembangan pariwisata halal di Indonesia ini juga merupakan konsep wisata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan pengalaman wisatawan di tanah air, terlebih kepada wisatawan Muslim.
Konsep itu di antaranya: layanan makanan dan minuman halal, fasilitas ibadah berkualitas, toilet bersih dengan air memadai, memberi nilai manfaat sosial, program ramadan, pengalaman unik bagi wisatawan muslim, bebas dari aktivitas non halal, penyediaan area rekreasi dengan privasi.
Destinasi Wisata Halal di Indonesia
Ada beberapa destinasi wisata halal yang terdapat di Indonesia. Berikut ini adalah 7 daerah di Indonesia yang mulai menerapkan konsep wisata halal:
Aceh
Aceh pun berhasil mendapatkan penghargaan sebagai World Best Airport for Halal Travellers dan World Best Halal Cultural Destination dari World Halal Tourism Award tahun 2016 lalu. Aceh memiliki sejumlah destinasi wisata bernuansa Islami yang menjadi daya tarik tersendiri.
Lombok
Lombok termasuk daerah yang sudah lama mengadopsi konsep wisata halal. Sejumlah destinasi dan akomodasi wisata di Lombok telah menggunakan model wisata ini pada layanannya. Lombok pun pernah dinobatkan sebagai The World Best Halal Tourism Destination dalam ajang World Halal Travel Awards 2015 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. GMTI bahkan memberikan nilai 76 untuk kualitas layanan komunikasi di Lombok pada 2019.
Kepulauan Riau
Kepulauan Riau juga sangat potensial menjadi salah satu destinasi wisata ramah muslim di Indonesia. Beberapa destinasi wisata halal di Kepulauan Riau seperti Masjid Sultan Kepulauan Riau yang terletak di Pulau Penyengat yang muncul sebagai landmark kawasan tersebut.
Sumatra Barat
Sumatra Barat telah banyak menyabet prestasi bergengsi dalam World Halal Tourism Award 2016. Setidaknya ada tiga penghargaan yang berhasil diraih Sumatra Barat, yakni World Best Halal Destination, World Best Halal Tour Operator, dan World Best Halal Culinary Destination. Dari tiga penghargaan itu, Sumatra Barat sangat potensial untuk mengembangkan wisata halal di Indonesia.
Jakarta
Menparekraf Sandiaga Uno juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Imam Besar Masjid Istiqlal yang kemudian dikembangkan sebagai destinasi wisata religi di Indonesia. Pemilihan Jakarta tidak dapat dilepaskan dari lengkapnya fasilitas ramah Muslim. Setidaknya ada 510 hotel dengan sertifikat halal dan lima hotel tipe syariah di Jakarta.
DI Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta juga memiiki banyak bangunan bersejarah peninggalan kerajaan Islam. Salah satunya adalah Kasultananan Yogyakarta yang merupakan pecahan dari Kerajaan Mataram Islam di masa silam. Selain itu, potensi wisata halal di Yogyakarta antara lain Kampung Kauman hingga Masjid Gedhe Kauman yang pembangunannya diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1773 silam.
Sulawesi Selatan
Lokasi berikutnya yang berpotensi besar untuk wisata halal adalah Sulawesi Selatan, terutama di ibu kotanya, Makassar. Kota ini memiliki sejumlah masjid penting yang modern, mulai dari masjid terapung di kawasan Pantai Losari, hingga Masjid 99 Kubah yang dirancang oleh Ridwan Kamil. (***)