“Secara politik agak sedikit pelik (Duet Prabowo-Erick Thohir). Karena kalau Erick (Thohir) jadi wakil Prabowo tentu bikin PKB meradang dan potensial pindah kongsi,” ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, Senin (24/7/2023).
PKBTalk24, Jakarta ~ Adakah kemungkinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pindah koalisi? Pengamat politik, yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, mensinyalir potensi tersebut. Tetapi hal itu hanya akan terjadi jika Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memilih berkoalisi dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
Penilaian Adi Prayitno ini, menanggapi semakin mesranya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Menteri BUMN Erick Thohir, baru-baru ini saat keduanya menemani Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja (kunker) di Malang.
Menurut Adi Prayitno, PKB dinilai bakal meradang dan berpotensi cabut dari koalisi Gerindra-PKB yakni Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bila duet Prabowo-Erick Thohir terwujud.
“Secara politik agak sedikit pelik (Duet Prabowo-Erick Thohir). Karena kalau Erick (Thohir) jadi wakil Prabowo tentu bikin PKB meradang dan potensial pindah kongsi,” ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, Senin (24/7/2023).
Sebab seperti diketahui, PKB tetap terus mendorong Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai capres atau cawapres. Sehingga jika Prabowo – Erick Thohir dipasangkan, maka potensi PKB pindah dari KKIR bisar, dan ini artinya, Gerindra harus mencari parpol lain agar memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
“PKB sadar betul, tanpa PKB, Prabowo perlu cari partai pengganti untuk menggenapi ambang batas presiden 20 persen. Gerindra tak bisa usung Prabowo sendirian. Atau mungkin juga PKB tetap di koalisi ini dengan syarat Prabowo-Erick harus bisa ‘jinakkan’ PKB,” terang Adi.
Adi mengatakan Harlah PKB di Solo yang cukup meriah kemarin (23/7), bisa sebagai ajang PKB unjuk kekuatan. Adi menyebut PKB adalah partai besar yang bisa mengkonsolidasi kekuatan politik Islam, khususnya NU.
Menerka restu dari senyum Presiden Jokowi
Sementara itu, Adi mencoba menafsirkan senyum Jokowi saat ditanya soal duet Prabowo dan Erick Thohir. Menurutnya, ada dua kemungkinan arti dari senyum Jokowi. Apa itu?
“Pertama, bisa dimaknai sebagai restu terhadap duet Prabwo-Erick. Sudah jadi rahasia umum bahwa duet Prabowo-Erick selalu dikaitkan dengan istana. Kedua, bisa juga dimaknai lain hanya sebatas senyum biasa. Bukan senyum politik yang tak ada kaitannya dengan dukungan pemilu 2024,” terang Adi.
Meski begitu, Adi menanggap duet Prabowo-Erick Thohir cukup menjanjikan. “Secara kuantitatif duet Prabowo-Erick menjanjikan. Keduanya cocok berpasangan dalam konteks itu. Minimal itu peta politik mutakhir, entah ke depan seperti apa,” tambahnya. (***)