“Kita harus pikirkan juga hotel-hotel dan restoran. Mereka punya karyawan, ada rantai pasokan makanan yang menghidupi banyak orang. Jadi jangan langsung dipotong semua,” ujar Tito saat menghadiri Musrenbang RPJMD 2025–2029 dan RKPD 2026 di Hotel Lombok Raya, Nusa Tenggara Barat.
PKBTalk24 | Lombok — Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, buka suara soal anggaran rapat yang sering jadi sorotan. Dalam pernyataannya pada Rabu (4/6/2025), Tito menegaskan bahwa rapat atau kegiatan pemerintah daerah di hotel dan restoran tetap diperbolehkan, asal tujuannya jelas dan tidak berlebihan.
“Kita harus pikirkan juga hotel-hotel dan restoran. Mereka punya karyawan, ada rantai pasokan makanan yang menghidupi banyak orang. Jadi jangan langsung dipotong semua,” ujar Tito saat menghadiri Musrenbang RPJMD 2025–2029 dan RKPD 2026 di Hotel Lombok Raya, Nusa Tenggara Barat.
Efisiensi Boleh, Tapi Jangan Matikan Sektor Usaha
Menurut Tito, kebijakan efisiensi anggaran bukan berarti segala kegiatan harus dipindahkan ke ruang kantor yang sempit atau aula seadanya. Pemerintah daerah justru didorong tetap menggeliatkan sektor perhotelan dan restoran, apalagi bagi pelaku usaha yang sedang nyaris kolaps.
“Kalau ada hotel atau restoran yang sedang sekarat, ya kita bantu lewat kegiatan-kegiatan seperti ini. Tapi tentu harus dilihat manfaatnya, jangan sampai mubazir,” tegasnya.
Tito juga mengungkap bahwa sikap ini sejalan dengan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto, yang meminta agar sektor hospitality tetap hidup meskipun sedang masa efisiensi anggaran.
APBD Bukan Hanya Untuk Belanja Pemerintah
Mantan Kapolri ini juga mengingatkan bahwa APBD bukan sekadar alat belanja birokrasi, tapi juga harus berdampak pada ekonomi masyarakat.
“Kalau swasta tidak jalan, jangan harap ekonomi bisa tumbuh. Kita perlu memutar uang di masyarakat lewat kegiatan yang menyentuh sektor riil,” jelasnya.
Kuncinya: Jangan Hambur-Hambur
Jadi, intinya rapat di hotel masih oke, asal ada pertimbangan manfaat, efisiensi, dan dampaknya ke masyarakat. Jangan asal mewah, tapi juga jangan terlalu pelit sampai pelaku usaha gulung tikar.
“Kurangi boleh, tapi jangan dihilangkan total. Tetap adakan kegiatan, tapi fokuslah ke hotel-hotel yang butuh diselamatkan,” tutup Tito. (AKH)