“Tidak boleh ada yang melupakan ingatan kita tentang sejarah ini,” ujarnya. “Siapapun ketua PKB-nya, siapa pun Ketua PBNU-nya,”tandasnya.
PKBTalk24, Jakarta ~ Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj atau Buya Said, Mantan Ketum PBNU (2010-2022), membuka fakta sejarah tentang hubungan Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menurutnya, NU adalah PKB dan PKB adalah NU. Hal itu ujarnya, terekam jelas dalam sejarah berdirinya PKB yang melibatkan seluruh aktor struktural pengurus PBNU dan seluruh struktur di bawahnya.
Fakta sejarah ini menurut Kiai Said tidak boleh dilupakan. “PKB adalah NU, dan NU adalah PKB. Harus terus digaungkan itu, harus terus disuarakan itu,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam saresehan Satu Abab NU di Sahid Hotel, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Kiai Said kemudian mengungkapkan, selaku pelaku sejarah yang diamanati untuk menyiapkan pendirian PKB sebagai wadah aspirasi politik bagi warga nahdliyin, dirinya masuk dalam Tim 5, yang beranggotakan, KH. Ma’ruf Amin (Ketua), KH. Said Aqil Siraj, HM. Rozy Munir, Ir. H. Musthafa Zuhad, H. Ahmad Badja.
Adapun SK yang dimaksud adalah SK. No. 925/A.II.03/1998. SK Ini ditandatangani oleh pengurus PBNU, yang waktu itu dijabat oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ketua Umum PBNU dan Wakasekjen PBNU H. Muhyidin Aburusman.
Selain itu, SK pengangkatan sebagai Tim 5 juga ditandatangi oleh KH. A. Sahal Mahfud selaku Wakil Rais Aam dan KH. Fachri Thaha Ma’ruf, Wakil Rais Aam.
Selain itu, anggota Tim 5 didampingi oleh Tim 9, sebagai asisten yang bertugas antara lain, membantu Tim 5 dalam menginventarisir dan merangkum usulan-usulan mengenai pembentukan partai politik untuk mewadahi aspirasi politik waga nahdlatul ulama.
Mengkondisikan warga NU yang ingin membentuk parpol untuk mewadahi aspirasi politik warga NU. “Itu semua tertera di dalam SK yang dikeluarkan oleh PBNU,”ujar Kiai Said.
Tim 9 antara lain terdiri dari, H. Arifin Junaidi (Ketua), Fachri Thaha Ma;ruf, Muhyidin Aburusman, Hasihin Hasan, Abdul Aziz, Lukman Saefudin, Andi Muawiyah Ramli, Amin Said Husni, Muhaimin Iskandar. “Semua orang-orang NU dan pengurus NU,”ujar Kiai Said.
“Tidak boleh ada yang melupakan ingatan kita tentang sejarah ini,” ujarnya. “Siapapun ketua PKB-nya, siapa pun Ketua PBNU-nya,”tandasnya.
Karena itu, ujar Kiai Said, ia mengaku heran jika ada pihak-pihak yang sengaja ingin memisahkan antara NU dan PKB. Padahal PKB adalah satu-satunya saluran aspirasi politik resmi bagi warga NU untuk bisa ikut serta dalam kontestasi politik agar bisa ikut mengatur dan mengelola negara. (AKH)