“Diakui atau tidak, PKB adalah alat politik kaum santri yang konsisten memperjuangkan kepentingan warga Nahdliyin dan pesantren.”
“Jadi kalau sekarang ada suara-suara mau memisahkan NU dengan PKB jangan dipedulikan,” kata Kiai, alumnus Pesantren Lirboyo dan Universitas Al Azhar Mesir ini.
PKBTalk24, Cirebon ~ Tidak ada cara cepat untuk mengubah kondisi Indonesia menjadi lebih baik kecuali lewat jalur politik. Bagi kalangan santri dan umat Islam, PKB adalah satu-satunya partai yang paling jelas dan nyata memperjuangkan kepentingan umat Islam, khususnya kaum santri.
Demikian dikatakan oleh KH. Imam Jazuli, Lc., MA, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Dua, Cirebon, pada saat menjadi narasumber di acara workshop bertajuk, The Winning Workshop; Ideologi, Strategi, Tactik, and Logistic, yang digelar oleh LPP DPP PKB di Sekolah Pendidikan Politik, Bina Insan Mulai, Cirebon Kamis (13/7/2023).
“Diakui atau tidak, PKB adalah alat politik kaum santri yang konsisten memperjuangkan kepentingan warga Nahdliyin dan pesantren. Jadi kalau sekarang ada suara-suara mau memisahkan NU dengan PKB jangan dipedulikan,” kata Kiai, alumnus Pesantren Lirboyo dan Universitas Al Azhar Mesir ini.
Menurut Kiai Imjaz, begitu ia biasa disapa, keputusan politik kaum struktural sering tidak searah dengan keinginan kaum kultural. Imbasnya dalam beberapa kontestasi Pemilu, PKB seringkali dirugikan.
“Jadi, struktural tidak mendukung tidak masalah, tapi jangan bawa-bawa NU ke selain PKB. Perjuangan PKB adalah ibarat khidmat seorang anak kepada orang tuanya. Tak diakui tidak apa-apa, sebab khidmat anak kepada orang tua adalah kewajiban,” kata Kiai, yang juga dikenal sebagai penggagas gerakan “Ngaku NU Wajib Ber-PKB, Struktural Sak Karepmu” ini.
Bahaya jika tidak ada gerakan politik kaum nahdliyin
Lebih lanjut, iajuga menyinggung bahayanya, jika tidak ada sebuah gerakan politik dari kaum Nahdliyin yang ujungnya nanti akan berdampak pada berkurangnya penganut ideologi Ahlussunnah wal Jama’ah.
“Kita lihat bagaimana di Siria, Mesir dan Saudi Arabia, Ahlussunnah wal Jamaah sempat kalah di sana. Awalnya di sana tidak ada yang peduli pada politik, jangan sampai di Indonesia hal seperti itu terjadi karena akan membuat susah pesantren. Maka, saya tegaskan lagi, PKB ini adalah alat perjuangan pesantren,” katanya.
Karena itu, Kiai Imjaz menuturkan, workshop yang diikuti oleh 550 bakal calon legislatif dari Dapil DKI Jakarta – Banten ini, digelar sebagai komitmen ponpe yang dipimpinnya terhadap peranan santri dan pesantren bagi pembangunan Indonesia agar lebih powerful.
“Bina Insan Mulia 2 ini bukan hanya pesantren tempat santri-santri mengaji. Di sini ada Sekolah Pendidikan Politik yang tujuannya memperkuat khidmat kaum santri untuk pembangunan Indonesia,” kata Kiai Imjaz, salah seorang Kiai NU, yang dikenal sangat totalitas mendukung PKB dalam memperjuangkan kepentingan santri dan pesantren ini. (***)