Guru itu inti dari pendidikan. Tanpa mereka saya kira sistem pendidikan kita nggak akan jalan. Tentu saya prihatin kita sekarang ini mengalami krisis guru, padahal guru unsur utama dalam pendidikan.
PKBTlak24, Jakarta – Tetiba Indonesia terancam mengalami krisis guru. Bukan dalam hal kualitas dan moralitas, tetapi dalam hal jumlah – kuantitas, rasio ketersediaan tenaga guru di tanah air. Penyebabnya, banyaknya guru yang sudah masuk usia pensiun. Data dari Kemendikbud menyebut, hingga 2024, Indonesia akan kekurangan guru hingga 1,3 juta.
Terkait krisis guru nasional ini, Wakil Ketua DPR RI Bidang Kokesra Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin, menyampaikan bahwa guru adalah aktor utama dalam dunia pendidikan.
“Guru itu inti dari pendidikan. Tanpa mereka saya kira sistem pendidikan kita nggak akan jalan. Tentu saya prihatin kita sekarang ini mengalami krisis guru, padahal guru unsur utama dalam pendidikan,” kata Gus Muhaimin di Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Karena itu, Ketua Umum DPP PKB ini menyayangkan adanya kekurangan tenaga guru ini, yang seharusnya tidak perlu terjadi. Menurutnya, hal ini tidak akan terjadi jika pemerintah tidak hanya menggenjot pembangunan fisik, gedung sekolah saja, tetapi juga memperhatikan ketersediaan tenaga guru, selain masalah fasilitas sekolah yang lengkap dan kurikulum yang bagus.
Sebab menurutnya, guru berkualitas adalah ini dari proses pembelajaran. Tanpa gedung sekolah dan kurikulum pun selama ada guru yang bagus, berkualitas, dan berdedikasi, proses pendidikan akan dapat berlangsung dengan baik.
“Ya karena kita tahu guru yang bagus bisa mengajar di mana saja, di rumah warga, di balai desa, atau bahkan di bawah pohon, tanpa terpaku pada bangunan sekolah. Mereka juga dapat membuat kurikulum sendiri sesuai kebutuhan setempat. Tapi kalau gurunya kurang, ya susah,” urai Gus Muhaimin.
Kemendikbudristek perlu evaluasi masalah guru
Gus Muhaimin lantas mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mengevaluasi permasalahan di sektor pendidikan saat ini, khususnya terkait krisis guru.
Selanjutnya, Gus Muhaimin meminta Kemendikbudristek untuk segera menyusun solusi jangka menengah dan jangka panjang untuk mengatasi krisis tersebut, mengingat penyediaan guru bukan hanya untuk sekolah negeri, tapi juga untuk sekolah swasta.
“Kendali perbaikan tentu saja ada di tangan pemerintah. Misalnya memperbaiki rekrutmen guru PPPK, manajemennya harus diperbaiki lagi. Seleksi guru harus mengedepankan kualitas dan kapasitas mumpuni,” ungkap Gus Muhaimin.
Perlu mencontoh rekruitmen guru di Pesantren
Inisiator Hari Santri Nasional itu menyinggung sistem rekrutmen guru di Pondok Pesantren. Menurutnya pemerintah perlu mencontoh pola rekrutmen guru secara berjenjang di kalangan santri, sehingga kualitas pendidikan di Pesantren tetap terjaga hingga saat ini.
“Coba contoh Pesantren, guru-guru di sana awalnya ya santri biasa, ikut sorogan, ngaji kitab. Tapi seiring proses pendidikan yang panjang, di antara ribuan santri-santri itu kelihatan yang potensial, cerdas, alim. Mereka-mereka itu lalu diamanahi untuk mengajar,” ujar Gus Muhaimin.
Praktik seleksi guru di pesantren menurut Gus Muhaimin, bisa diterapkan di sekolah baik negeri maupun swasta. “Nah ini bisa juga diterapkan di proses seleksi guru nasional. Sarjana pendidikan kita banyak sekali, yang berprestasi juga sangat banyak, tentu bisa diberdayakan tanpa proses seleksi yang rumit,” tukas Gus Muhaimin.
Jumlah guru pensiun hingga 2024
Dikutip dari situs indonesia.go.id yang dikelola Kominfo RI, sampai dengan tahun 2024 Indonesia akan mengalami kekurangan guru dengan jumlah mencapai 1,3 juta guru. Ironis, sebab di sisi lain, hampir sejuta guru masih berstatus sebagai pegawai honorer dengan gaji dan kesejahteraan yang dapat dikatakan minim.
Sejatinya, pemerintah telah berupaya mengatasi hal tersebut, misalnya melalui pengadaan guru ASN PPPK. Kebijakan tersebut merupakan cara pemerintah berupaya menyeimbangkan kondisi kekurangan guru yang ada.
Merujuk pada data Kemendikbud berikut detail data kekurangan guru dari tahun 2020:
- Tahun 2020: 72.976 guru pensiun, kekurangan guru hingga 1.020.921 orang
- Tahun 2021: 69.757 guru pensiun, kekurangan guru hingga 1.090.678 orang
- Tahun 2022: 77.124 guru pensiun, kekurangan guru hingga 1.167.802 orang
- Tahun 2024: Prediksi kekurangan guru mencapai hingga angka 1.312.759 orang.
Di satu aspek, data tahun 2020 detail jumlah guru non-PNS di Indonesia mencapai 937.228 orang. Dari data jumlah guru tersebut, 728.461 di antaranya atau sebanyak 77% berstatus sebagai guru honorer sekolah (AKH)