“NU dan kepemimpinannya tidak bisa terus menghindar dari pertarungan. Kalau kita tidak mau diajak main, malah bisa jadi musuh. Dan meskipun kita diam, tetap saja kita kena dampaknya,” tegas Gus Yahya.
PKBTalk24 | Surabaya ~ Di tengah dunia yang makin penuh konflik dan ketidakpastian, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan pentingnya NU membangun kepemimpinan yang kuat dan visioner. Pesan itu ia sampaikan saat membuka Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU), Sabtu (21/6/2025), sebuah program strategis hasil rancang bangun PBNU selama lebih dari dua tahun.
Kegiatan AKN NU ini mengusung tema Kursus Dasar: Memahami Misi Peradaban Nahdlatul Ulama dan Memperoleh Ijazah Ruhaniyah. Tujuannya sederhana tapi strategis: mencetak kader-kader NU yang siap menghadapi kerasnya pertarungan dunia.
NU Tidak Bisa Lagi Hanya Jadi Penonton
Menurut Gus Yahya, dunia hari ini sudah seperti arena pertandingan besar, penuh manuver, konflik, dan tarik-menarik kepentingan global. Mau tidak mau, suka tidak suka, NU harus siap menghadapi dinamika ini.
“NU dan kepemimpinannya tidak bisa terus menghindar dari pertarungan. Kalau kita tidak mau diajak main, malah bisa jadi musuh. Dan meskipun kita diam, tetap saja kita kena dampaknya,” tegas Gus Yahya.
Ia mengingatkan, jika NU tidak ikut aktif dalam percaturan global, maka hanya akan menjadi korban dari permainan pihak lain. Dunia internasional tidak menunggu siapa yang siap, semua bergerak cepat.
“Kalau kita tidak ikut bertarung, kita cuma jadi korban permainan orang,” ujarnya blak-blakan.
Belajar Langsung dari Para Pelaku Geopolitik Dunia
AKN NU hadir bukan sekadar program pelatihan biasa. Di sini, para kader NU diajak langsung merasakan dinamika geopolitik lewat interaksi dengan para tokoh dunia yang sudah lama bergelut di arena konflik global.
Salah satu tokoh yang hadir adalah Mohamed Abu Al-Fadl, pemimpin redaksi Al-Ahram, media besar Mesir. Kehadiran narasumber kelas dunia seperti ini, menurut Gus Yahya, penting agar para peserta paham betul seperti apa “medan tempur” geopolitik global itu.
“Supaya kita ngerti, orang-orang yang tarung itu siapa, karakternya seperti apa, dan cara main mereka bagaimana,” jelasnya.
Krisis Global: NU Harus Siap dengan Kader Kuat
Gus Yahya juga mengingatkan bagaimana berbagai konflik dunia seperti perang Rusia-Ukraina, hingga ketegangan Iran-Israel, memberi efek domino yang sampai ke Indonesia. Meski Indonesia tidak ikut dalam konflik itu, dampaknya tetap terasa, mulai dari ekonomi, politik, hingga keamanan.
Karena itulah, PBNU merasa perlu menyiapkan kader yang tidak hanya paham agama, tapi juga cakap membaca arah dunia.
“Kalau kita tidak ikut masuk ke arena, yang ada kita malah digilas. Makanya NU harus punya kader-kader yang paham betul bagaimana pertarungan global ini berlangsung,” pungkas Gus Yahya.
Program AKN NU ini akan berlangsung selama dua hari penuh dengan sesi-sesi intensif. Para peserta tidak hanya mendapat teori, tapi juga langsung berdialog dengan para praktisi internasional agar merasakan langsung aroma pertarungan geopolitik global. (AKH)