“Sedari awal saya tidak setuju ide penghapusan jalur Transjakarta karidor 1 ini. Karena itu, saya akan terus mengawal pembatalan penutupan karidor 1, sampai benar-benar terlaksana. Sebab moda transportasi umum kita jauh dari kata cukup,”ujar Ahmad Moetaba setelah Dinas Perhubungan Jakarta mengumumkan pembatalan rencana penutupan karidor 1 Tranjakarta, kepada media Sabtu (18/1/2025).
PKBTalk24 | Jakarta ~ Anggota Komisi B dari FPKB DPRD Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Ahmad Moetaba bakal terus mengawal rencana pembatalan penutupan koridor 1 Transjakarta rute Blok Blok M-Kota, karena masih dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta.
“Sedari awal saya tidak setuju ide penghapusan karidor 1 Transjakarta ini. Karena itu, saya akan terus mengawal pembatalan penutupan karidor 1, sampai benar-benar terlaksana. Sebab moda transportasi umum kita jauh dari kata cukup,”ujar Ahmad Moetaba setelah Dinas Perhubungan Jakarta mengumumkan pembatalan rencana penutupan karidor 1 Tranjakarta, kepada media Sabtu (18/1/2025).
Moetaba menjelaskan, berdasarkan hasil peninjauan di lapangan oleh Komisi B DPRD Jakarta ke rute karidor 1, yang menghubungkan Blok M-Kota, diketahui rute tersebut merupakan jalur transportasi yang memiliki jumlah penumpang paling banyak sekaligus menyumbang pemasukan paling tinggi bagi Pemprove DKJ.
Selain itu, ujar Moetaba, jalur di karidor 1 Tranjakarta, masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat, sudah terhubung atau terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti Jacklinko, dan tarifnya pun sangata terjangkau bagi para pekerja di Jakarta.
Sebelumnya, beredar rencana penutupan jalur Transjakarta karidor 1, lantaran beririsan dengan moda transportasi lain, MRT di jalur tersebut. Namun, Moetaba menjelaskan, keduanya merupakan moda transportasi yang berbeda. “Kalau Transjakarta di karidora 1 dihapus, saya kira masyarakat belum siap, karena karidor 1, Blok M-Kota merupakan jantung transportasi Jakarta,”kata Moetoba.
Selain itu, juga ada ketentuan Peraturan Daerah Jakarta Nomor 5 Tahun 2024, yang menyebutkan 60 persen mobilitas penduduk Jakarta dilayani oleh transportasi publik. Namun, untuk mencapai target tersebut, diperlukan langkah konkret seperti integrasi moda transportasi dan peningkatan kualitas layanan, bukan pengurangan akses. “itu mengapa karidor 1 ini harus tetap ada dan bahkan ditingkatkan layanannya,”tandas politikus PKB ini.
Batal ditutup dengan alasan masih akan dikaji ulang
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo mengatakan rute Transjakarta koridor I akan mengalami penyesuaian rute atau rerouting. Penyesuaian rute tersebut dilakukan karena koridor I Transjakarta bersinggungan 100 persen dengan MRT Fase 2A.
“Ketika MRT Fase 2A selesai dan beroperasi penuh dari Lebak Bulus hingga Kota, layanan Transjakarta yang berhimpitan 100 persen dengan jalur MRT, seperti koridor I Blok M-Kota, akan di-reroute,” kata Syafrin dalam keterangan resmi pada Sabtu, 21 Desember 2024.
Pada akhirnya, wacana penghapusan karidor 1 Transjakarta Blok M-Kota batal dihapus. Usai menerima kunjungan DPRD DKI Jakarta di rute tersebut. “Kami sampaikan bahwa tidak ada penutupan koridor I,” kata Syafrin di Halte Cakra Selaras Wahana (CSW) TransJakarta, Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2025).
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut rencana penghapusan rute TransJakarta pada koridor 1, yakni Blok M-Kota, dibatalkan karena pihaknya masih melakukan pengkajian mengenai pola transportasi massal di Jakarta.
Syafrin menuturkan, pihaknya saat ini masih akan melakukan kajian menyeluruh terkaot moda transportasi umum di Jakarta.
“Tahun ini kami akan melakukan kajian komprehensif, termasuk melakukan update terhadap kajian-kajian yang sebelumnya sudah dilakukan. Tentu kita akan melakukan evaluasi secara menyeluruh sejalan dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta menjadikan angkutan berbasis rel sebagai backbone layanan angkutan umum massal Jakarta,” tuturnya.
Sementara, Politisi PKB Jakarta Ahmad Moetoba kembali menegaskan, apapun alasannya, penghapusan karidor 1 Transkarta, tidak tepat. Ia justru meminta agar Dinas Perhubungan DKI Jakarta memperbanyak jalur Transjakarta, agar semakin banyak masyarakat bisa beralih ke moda transportasi masal, guna mengurai kemacetan di Jakarta.
Ahmad Moetaba menyarankan, pertama agar Dinas Perhubungan Jakarta memperbanyak menyiapkan kantong-kantong parkir di wilayah-wilayah yang dilalui transjakarta atau moda transportasi masal, sebelum memasuki area ganjil-genap.
“Kantong-kantong parkir ini deperlukan agar masyarakat yang sudah biasa dengan mobil probadi, mau beralih untuk menggunakan moda transportasi umum,”katanya. (***)