“PKB Jakarta ingin menjadikan media sebagai teman dalam mengawal setiap agenda pembangunan di Jakarta,”ujar Fauzi.
PKBTalk24 | Jakarta ~ DPW PKB Jakarta melanjutkan serangkaian silaturrahmi dengan berbagai kalangan, mulai dari tokoh masyarakat, ulama, cendekiawan muslim, aktivis buruh, kalangan professional, dan kelompok masyarakat lainnya.
Setelah sebelumnya bertemu dengan cendekiawan muslim dan pengamat politik Prof. Fachry Ali, kali ini Sekretaris Wilayah (Sekwil) DPW PKB Jakarta dan rombongan bersilaturtahmi dengan wartawan senior, praktisi media online, Teguh Santosa.
“Kami ingin menyampaikan perkembangan terbaru PKB Jakarta kepada Masyarakat luas, usai gelaran Pemilu 2024,” ujar H. Mohammad Fauzi, usai silaturrahmi dengan Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa di sebuah Kafe “Kopi Timur” di bilangan Pondok Kelapa, Minggu (26/5/2024).
Dalam silaturrahmi tersebut, Mohammad Fauzi menceritakan progres PKB Jakarta yang berhasil meraih lonjakan suara signifikan, hingga berhasil mengantarkan 10 anggota kadernya untuk duduk di DPRD DKI Jakarta, dan dua kader terbaik, yaitu Ketua DPW PKB Jakarta H. Hasbiallah Ilyas dan Menaker Ida Fauziyah duduk di kursi DPR RI di Senayan.
Lebih lanjut, Fauzi ingin agar para praktisi media online dan kalangan professional di bidang media bisa lebih dekat mengenal PKB Jakarta sebagai salah satu kekuatan politik yang memiliki kepedulian terhadap nasib Jakarta dan warganya, terutama setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara (IKN).
“PKB Jakarta ingin menjadikan media sebagai teman dalam mengawal setiap agenda pembangunan di Jakarta,”ujar Fauzi.
Perlu keberpihakan pada tegaknya kaidah jurnalisitik
Sermentara itu, Teguh Santosa dalam diskusi yang santai dengan rombongan pengurus DPW PKB Jakarta tersebut, menyampaikan pengalamannya dalam membangun jejaring dengan berbagai kelompok kepentingan, baik di pemerintahan, legislative, yudikatif, serta politisi dalam membangun narasi yang bernas, objektif, valid, dan bermakna.
Menurutnya, banyak informasi yang berseliweran di berbagai platform media sosial saat ini, yang bias. Sulit dipertangunggjawabkan kebenarannya. Tetapi itu adalah sebuah fenomena sosial, sehingga diperlukan terobosan dan keberpihakan terhadap tegaknya kaedah dan prinsip-prinsip jurnalistik.
“Jangan sampai kita terjebak pada informasi sampah. Mudah percaya, dan menganggapnya sebagai kebenaran. Sementara, informasi yang benar dan valid justeru tidak disukai dan tidak pula dipercaya,”ujarnya.
Partai politik menurutnya, rentan menjadi objek informasi yang salah. Juga pada saat yang sama bisa terjebak dalam memproduksi narasi berita subjektif, sehingga rentan tidak mudah dipercaya oleh masyarakat.
“Itu mengapa penting bagi partai politik untuk lebih dekat dan terbuka dengan kalangan media. Membangun kerja sama yang baik dengan para jurnalis untuk menjembatani kebutuhan masyarakat akan informasi yang valid dan benar, terutama terkait dengan kerja-kerja nyata yang telah dilakukan oleh partai dan kader-kadernya di berbagai sektor dan posisi,”ujar Teguh Santosa.
Diskusi berlangsung inten dan cair dengan beragam tema seputar perkembangan terakhir hasil Pilpres dan Pemilu 2024, juga perisapan dan dinamika politik jelang Pilkada serentak November 2024. (*)