Kemenag mendorong transformasi dakwah di era digital dengan menggandeng Gen Z melalui film, musik, dan konten kreatif. Dakwah kini tampil lebih moderat, toleran, dan inspiratif — sejalan dengan semangat Islam rahmatan lil ‘alamin.
PKBTalk24 | Jakarta ~ Budaya dakwah di Indonesia tengah mengalami transformasi besar. Tak lagi terbatas di mimbar dan masjid, Kementerian Agama (Kemenag) kini mendorong lahirnya ekosistem dakwah kreatif yang dekat dengan generasi muda, terutama Gen Z yang hidup dalam dunia digital dan budaya ekspresif.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menyebut bahwa dakwah modern perlu hadir dalam bentuk yang relevan dan relatable.
“Dakwah hari ini tidak cukup disampaikan dengan cara-cara konvensional. Kita harus hadir di ruang-ruang yang akrab dengan anak muda — di media sosial, film, musik, dan ruang kreatif lainnya,” ujarnya dalam Talkshow Syiar Budaya Islam di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, film dan karya seni adalah medium dakwah yang paling kuat secara emosional.
“Film itu jembatan antara ajaran dan pemeluknya. Nilai-nilai Islam bisa disampaikan melalui cerita yang indah, tanpa harus menggurui. Dari sana, kita bisa menunjukkan wajah Islam yang menyejukkan dan inspiratif,” tambahnya.
Dakwah Moderat, Kreatif, dan Partisipatif
Kemenag menegaskan bahwa dakwah masa kini bukan sekadar menyampaikan pesan moral, tetapi juga menggerakkan empati, toleransi, dan moderasi beragama.
“Kami ingin Gen Z bukan sekadar penonton, tapi pelaku utama dalam menebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” kata Abu Rokhmad.
Senada dengan itu, Plt Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi menekankan pentingnya inovasi berbasis riset dan pendekatan sosiologis.
“Anak muda perlu merasa memiliki ruang dalam dakwah. Ketika mereka diberi kepercayaan untuk berkarya, mereka akan menghadirkan nilai Islam dengan bahasanya sendiri — yang segar dan relevan,” ungkapnya.
Direktorat Penerangan Agama Islam kini tengah mengembangkan berbagai strategi dakwah lintas medium, seperti kompetisi film dakwah, festival seni budaya Islam, hingga kolaborasi kreatif dengan komunitas muda.
“Film, musik, dan media sosial kini menjadi kanal penting bagi penyiaran nilai-nilai keagamaan yang moderat,” jelas Zayadi.
Ngaji Budaya dan Kompetisi Film Moderat
Lebih jauh, Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati, menjelaskan bahwa Kemenag juga memperkuat kapasitas pelaku seni dan budaya Islam di berbagai daerah melalui program seperti Ngaji Budaya, Pamong Budaya, hingga Kompetisi Film Pendek Islam Moderat.
“Kami ingin memberi wadah bagi generasi muda untuk menuangkan gagasan dan nilai keagamaan mereka melalui medium yang mereka sukai. Ketika anak muda berkarya membawa nilai kebaikan dan toleransi, itu juga dakwah — versi mereka sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, wajah baru dakwah Islam Indonesia kini tampil lebih indah, moderat, dan membumi. “Inilah bentuk dakwah yang sejalan dengan semangat zaman,” tutupnya. (AKH)










