Saham syariah adalah saham dari perusahaan yang operasional dan keuangannya mengikuti prinsip-prinsip syariah. Artinya, perusahaan tersebut tidak terlibat dalam bisnis haram seperti alkohol, perjudian, riba (bunga), atau transaksi yang merugikan secara tidak adil.
PKBTalk24 | Jakarta ~ Di tengah makin banyaknya pilihan investasi, saham syariah hadir sebagai alternatif menarik—khususnya bagi mereka yang ingin meraih cuan tanpa melanggar prinsip-prinsip Islam. Investasi ini tak cuma soal keuntungan finansial, tapi juga mengedepankan etika dan nilai sosial.
Apa Itu Saham Syariah?
Lalu, sebenarnya apa itu saham syariah? Apa bedanya dengan saham biasa? Dan apakah risikonya lebih besar? Yuk, kita kupas tuntas!
Secara sederhana, saham syariah adalah saham dari perusahaan yang operasional dan keuangannya mengikuti prinsip-prinsip syariah. Artinya, perusahaan tersebut tidak terlibat dalam bisnis haram seperti alkohol, perjudian, riba (bunga), atau transaksi yang merugikan secara tidak adil.
Saham ini diawasi dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Dewan Syariah Nasional – MUI, jadi kamu bisa berinvestasi dengan lebih tenang dan sesuai syariat.
Prinsip-Prinsip Saham Syariah
Investasi ini dijalankan dengan mengikuti beberapa prinsip utama, antara lain:
✅ Larangan riba (bunga)
✅ Tidak ada gharar (ketidakjelasan dalam akad)
✅ Tidak melibatkan bisnis haram seperti minuman keras, rokok, perjudian, dan sejenisnya
✅ Bagi hasil yang adil dan transparan
Perusahaan yang masuk dalam kategori saham syariah akan diseleksi ketat. Ada dua jalur:
-
Pendaftaran langsung sebagai saham syariah oleh emiten (sesuai POJK No. 17/2015)
-
Seleksi berkala oleh OJK dan BEI menggunakan kriteria keuangan dan jenis usaha (berdasarkan POJK No. 35/2017)
Keuntungan Investasi Saham Syariah
Berinvestasi secara syariah tak berarti kamu kehilangan peluang untung. Justru, ada banyak manfaat ganda yang bisa kamu nikmati:
1. Investasi Halal dan Etis
Kamu bisa merasa tenang karena dana yang kamu tanamkan digunakan untuk hal-hal positif dan bermanfaat secara sosial.
2. Portofolio Lebih Aman dan Terdiversifikasi
Dengan memilih saham-saham dari sektor yang stabil dan bebas risiko bisnis haram, kamu bisa membentuk portofolio yang relatif lebih aman terhadap gejolak.
3. Sesuai dengan Nilai Pribadi dan Agama
Bagi kamu yang ingin hidup sesuai prinsip Islam, saham syariah adalah bentuk investasi yang selaras dengan nilai-nilai tersebut.
Risiko Investasi Saham Syariah
Seperti investasi pada umumnya, saham syariah juga memiliki risiko yang perlu kamu pahami:
Risiko Pasar
- Nilai saham bisa naik-turun tergantung kondisi ekonomi dan sentimen pasar.
Risiko Kinerja Perusahaan
- Kalau perusahaan tempat kamu berinvestasi berkinerja buruk, tentu saja nilai sahamnya juga ikut turun.
Risiko Likuiditas.
- Tidak semua saham syariah aktif diperdagangkan setiap hari. Bisa jadi agak sulit menjual saham tersebut saat kamu butuh dana cepat.
Saham Syariah vs Saham Konvensional: Apa Bedanya?
Aspek | Saham Syariah | Saham Konvensional |
---|---|---|
Prinsip Dasar | Mengikuti prinsip Islam | Berbasis keuntungan maksimal |
Larangan Usaha | Tidak boleh usaha haram (riba, judi, alkohol, dll) | Bebas selama legal |
Proses Seleksi | Diperiksa oleh OJK & DSN-MUI | Tidak ada seleksi syariah |
Potensi Keuntungan | Terbatas pada sektor halal | Lebih luas (termasuk sektor haram) |
Risiko | Sama dengan saham biasa, tapi dengan kontrol etika tambahan | Sama, namun bisa dari sektor berisiko tinggi |
Kalau kamu ingin berinvestasi dengan hati tenang dan sesuai prinsip Islam, saham syariah adalah pilihan yang pas. Selain peluang keuntungannya tetap terbuka, kamu juga ikut mendukung perusahaan yang berbisnis dengan cara yang etis dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dan ingat, meskipun syariah, tetap ada risiko. Jadi pastikan kamu belajar dulu sebelum terjun!
Investasi Halal Itu Mungkin dan Menguntungkan
Saham syariah membuktikan bahwa kamu bisa menggabungkan antara keberkahan dan keuntungan. Dengan pertumbuhan pasar modal syariah yang terus berkembang, peluang untuk berinvestasi secara syariah juga semakin besar.
Tertarik mencoba? Jangan lupa pelajari lebih lanjut, cek Daftar Efek Syariah (DES) terbaru dari OJK dan konsultasikan dengan penasihat keuangan syariah. “Berinvestasi bukan soal siapa yang cepat, tapi siapa yang paham dan konsisten.” (AKH)