“Dengan segala hormat, kami meminta izin kepada pihak sekolah agar beberapa ruang kelas bisa digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi warga yang terdampak banjir,” ujar Yusuf saat berbicara dengan warga dan pengelola sekolah, Senin pagi (3/3).
PKBTalk24 | Jakarta ~ Banjir besar kembali melanda kawasan Pejaten Timur akibat luapan Sungai Ciliwung, membuat warga RT 05 RW 05 terpaksa mengungsi. Di tengah situasi darurat itu, Legislator PKB Yusuf turun langsung ke lokasi untuk memastikan warga mendapatkan tempat perlindungan yang layak.
Saat melihat banyak warga yang terpaksa bertahan di area banjir tanpa tempat mengungsi, Yusuf segera mengambil inisiatif untuk menjadikan ruang kelas SDN 22 Pejaten Timur sebagai posko pengungsian sementara.
“Dengan segala hormat, kami meminta izin kepada pihak sekolah agar beberapa ruang kelas bisa digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi warga yang terdampak banjir,” ujar Yusuf saat berbicara dengan warga dan pengelola sekolah, Senin pagi (3/3).
Keputusan ini langsung mendapat respons positif dari warga. Banyak dari mereka yang sejak malam harus bertahan di tempat yang tidak layak, bahkan ada yang mengungsi ke rumah tetangga yang masih aman dari banjir.
“Saya kira ini situasi darurat, harus ada tindakan cepat agar warga tidak berlarut-larut di area banjir,” tambahnya.
Duka Warga di Tengah Banjir dan Bulan Puasa
Musibah ini terasa lebih berat karena terjadi di awal bulan Ramadan. Salah satu warga, Ahmad (45), mengaku tidak menyangka rumahnya akan terendam, mengingat cuaca di Jakarta tidak sedang hujan deras.
“Kami lagi puasa, baru dua hari, tiba-tiba air sudah masuk rumah. Enggak nyangka karena ini bukan hujan lokal, tapi air kiriman,” katanya.
Ahmad dan keluarganya berharap pemerintah segera bertindak agar banjir tidak terus berulang. “Kami butuh tempat tinggal sementara, makanan, dan yang paling penting solusi jangka panjang supaya tidak begini terus setiap tahun,” tambahnya.
Warga Desak Normalisasi Ciliwung Segera Dituntaskan
Selain kebutuhan mendesak di pengungsian, warga juga meminta agar pemerintah segera menuntaskan program normalisasi Sungai Ciliwung yang sudah dinanti bertahun-tahun. Ketua RW 05, Abdurahman, menegaskan bahwa warga tidak ingin mengalami musibah serupa di masa depan.
“Kami berharap ini jadi banjir terakhir. Program normalisasi sungai harus segera direalisasikan,” ujarnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Yusuf berjanji akan memperjuangkan aspirasi warga di DPRD Jakarta. Ia menyoroti bahwa program ini sudah dirancang sejak lama, tetapi realisasinya berjalan lambat.
“Masukan dari warga ini akan saya bawa ke Kebon Sirih. Sudah tujuh tahun normalisasi ini dinanti, tapi sampai sekarang belum tuntas,” tegasnya.
Legislator PKB Desak Aksi Cepat Pemerintah
Selain memperjuangkan normalisasi sungai, Yusuf juga meminta Pemda DKI Jakarta segera melakukan percepatan penanganan banjir. Menurutnya, BPBD dan dinas terkait harus bergerak cepat untuk mengevakuasi warga, memantau kondisi genangan, serta memenuhi kebutuhan dasar para korban.
“Ini musibah, kita harus bergerak cepat. BPBD, Dinas SDA, Dinas Gulkarmat harus turun untuk menyedot genangan dan memastikan kondisi warga,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa lambatnya respons bisa berdampak pada kesehatan warga. “Kalau ini dibiarkan terlalu lama, yang kita khawatirkan bukan cuma rumah terendam, tapi juga risiko penyakit akibat banjir,” pungkasnya.
Banjir kali ini memang berbeda. Tak ada hujan deras di Jakarta, tapi air datang dengan cepat, membuat banyak warga tidak siap. Kini, mereka hanya bisa berharap ada solusi nyata agar kejadian ini tidak berulang di masa depan. (AKH)