Dalam ibadah haji, wukuf di Arafah merupakan momen paling sakral sekaligus puncak pelaksanaan haji. Tanpa hadir di Arafah pada waktu yang telah ditentukan, haji seseorang dinyatakan tidak sah, seberapa pun lengkap rangkaian ibadah lainnya.
PKBTak24 | Jakarta ~ Wukuf di Arafah adalah momen inti dalam ibadah haji di mana jemaah berhenti untuk berdoa dan memohon ampun. Saat ini menjadi waktu penting untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan menyempurnakan ibadah haji.
Wukuf di Arafah merupakan salah satu bagian penting dalam ibadah haji yang selalu dinantikan oleh jemaah. Ibadah haji sendiri telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.
Hal tersebut tertulis dalam surah Ali Imran ayat 97,
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: “Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.”
Sejarah dan Makna Wukuf di Arafah
Dalam ibadah haji, wukuf di Arafah merupakan momen paling sakral sekaligus puncak pelaksanaan haji. Tanpa hadir di Arafah pada waktu yang telah ditentukan, haji seseorang dinyatakan tidak sah, seberapa pun lengkap rangkaian ibadah lainnya.
Apa Itu Arafah dan Arafat?
Mengutip buku “Haji dan Umrah: Sebuah Perjalanan Spiritual dari Niat hingga Tawaf Wada” karya Nadia Kharisma Afrillia dan Kustin Hartini, Arafah adalah nama sebuah kawasan luas di sebelah timur Makkah.
Meski secara fisik satu lokasi, kawasan ini disebut dalam bentuk jamak—”Arafat”—karena mencakup seluruh penjuru padang yang dikenal sebagai tempat wukuf.
Arafah membentang seluas sekitar 17,95 km², dengan ketinggian sekitar 750 kaki di atas permukaan laut. Para ulama membedakan istilahnya:
- “Arafah” biasanya merujuk pada tanggal 9 Dzulhijjah,
- Sementara “Arafat” merujuk pada lokasi fisik pelaksanaan wukuf.
Wukuf: Hadir di Padang Arafah
Wukuf secara harfiah berarti “berhenti” atau “berdiam.” Dalam konteks haji, wukuf berarti berada secara fisik di Arafah, dimulai saat matahari tergelincir pada 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar 10 Dzulhijjah.
Seluruh ulama sepakat bahwa wukuf adalah rukun haji yang paling utama. Tidak ada yang bisa menggantikan kehadiran secara langsung di Arafah. Jemaah yang melewatkan wukuf, maka ibadah hajinya batal.
Asal-usul dan Makna Spiritual
Dalam buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El-Fikri dan pemikiran Ali Syariati dalam Al-Hajj, disebutkan bahwa Arafah adalah tempat pertemuan Nabi Adam AS dan Hawa setelah diturunkan dari surga. Di sinilah mereka bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Kata “Arafah” berasal dari akar kata ‘arafa, yang berarti “mengetahui” atau “menyadari.” Karena itu, Arafah dianggap sebagai tempat refleksi spiritual, mengingatkan manusia pada Padang Mahsyar, tempat perhitungan amal di akhirat kelak.
Kapan Waktu Wukuf yang Sah?
Mayoritas ulama sepakat:
- Waktu wukuf dimulai saat matahari tergelincir (waktu Zuhur) pada 9 Dzulhijjah hingga fajar 10 Dzulhijjah.
- Hadir di Arafah walau hanya sesaat di antara waktu tersebut sudah dianggap sah.
- Jika hadir di siang hari, disunnahkan bertahan hingga waktu Maghrib.
- Jika hanya hadir di malam hari, tidak ada kewajiban tambahan.
Menurut Mazhab Syafi’i, memperpanjang waktu wukuf dari siang ke malam hari memang disunnahkan, tetapi bukan kewajiban.
Bagaimana Pelaksanaannya?
Setelah khutbah dan salat jamak-qasar Dzuhur dan Ashar, jemaah biasanya memulai wukuf dengan memperbanyak:
- Dzikir,
- Doa,
- Istighfar,
- Permohonan ampun dan hajat dunia-akhirat.
Wukuf dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendiri. Tak ada syarat harus suci dari hadas besar atau kecil. Artinya, perempuan yang sedang haid atau nifas tetap sah melaksanakan wukuf.
Fasilitas dan Akses untuk Jemaah
Pemerintah Arab Saudi menyediakan kemah-kemah khusus di Arafah untuk jemaah dari berbagai negara. Bagi jemaah yang sakit atau memiliki keterbatasan fisik, tersedia layanan khusus yang memungkinkan mereka tetap bisa menjalankan wukuf di lokasi yang ditentukan, tanpa harus berada di tengah kerumunan besar.
Wukuf: Saatnya Mengenal Diri dan Kembali kepada Tuhan
Wukuf bukan sekadar berada secara fisik di Arafah. Ia adalah momen puncak perjalanan spiritual, ketika setiap insan diajak untuk menunduk, mengenal diri, menyesali dosa, dan menyerahkan segala harapannya hanya kepada Allah SWT.
Satu hari di Arafah bisa menjadi penentu nasib di akhirat. Maka, manfaatkanlah waktu itu untuk menyambut ampunan dan kasih sayang Ilahi seluas langit dan bumi. (AKH)