Bang TW menyampaikan, turnamen catur bukan sekadar kompetisi, melainkan juga strategi membangun karakter anak muda Jakarta. Menurutnya, catur mengajarkan banyak hal penting: kesabaran, ketekunan, disiplin, dan kemampuan berpikir strategis.
PKBTalk24 | Jakarta ~ Meriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta dan HUT Bhayangkara ke-79, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKB, H. Tri Waluyo, menggelar Turnamen Catur Sahabat Tri Waluyo di Saung H. Tri Waluyo, kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (6/7/2025).
Turnamen yang sudah digelar rutin sejak 2023 ini kembali hadir dengan semangat lebih besar. Lebih dari 100 peserta dari berbagai latar belakang usia dan wilayah turut ambil bagian, mulai dari pemula, pecinta catur, hingga para master catur profesional.
Acara ini juga dihadiri perwakilan dari berbagai instansi, seperti Camat Muara Angke mewakili Wali Kota Jakarta Utara, jajaran Polres Jakarta Utara, Dandim, UP3, serta Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta.
Catur Bukan Sekadar Mainan, tapi Pendidikan Karakter!
Politikus yang akrab disapa Bang TW ini menegaskan bahwa turnamen catur bukan sekadar kompetisi, melainkan juga strategi membangun karakter anak muda Jakarta. Menurutnya, catur mengajarkan banyak hal penting: kesabaran, ketekunan, disiplin, dan kemampuan berpikir strategis.
“Catur itu seperti hidup. Harus sabar, harus pikir panjang sebelum melangkah. Itu pelajaran penting buat anak-anak muda kita,” kata Bang TW.
Ia menambahkan, target utama turnamen ini memang anak-anak muda. Tujuannya bukan hanya agar mereka mencintai olahraga catur, tapi juga untuk menghindarkan mereka dari bahaya tawuran, judi online (judol), dan narkoba.

Tawuran? Kirim ke Barak TNI-AL!
Bang TW juga membocorkan bahwa dirinya sempat menggagas ide ekstrem untuk mengatasi kenakalan remaja di Jakarta Utara. Ia pernah mengusulkan agar pelajar yang terlibat tawuran dikirim ke barak militer milik TNI Angkatan Laut.
“Dulu sudah disepakati dengan Forkopimko (Forum Koordinasi Pimpinan Kota), bahkan pihak TNI-AL siap tampung dan latih mereka di kapal. Sayangnya, belum sempat terealisasi karena pergantian Wali Kota,” ungkapnya.
Diramaikan oleh Pecatur Pemula Sampai Grandmaster
Turnamen kali ini dikoordinir oleh A. Deni Jaelani, ST, MN, PNM, pelatih nasional madya dan Master Nasional dari Percasi DKI Jakarta. Ia menyebut, turnamen ini bukan hanya ajang silaturahmi, tapi juga ladang pembibitan atlet catur masa depan.
“Kita ingin memasyarakatkan catur dan mencari bibit-bibit baru sejak usia dini. Ini bagian dari regenerasi,” ujar Deni.
Deni mengungkapkan, peserta turnamen berasal dari Jakarta Utara dan Jakarta Barat, dengan komposisi beragam: 5 Grandmaster senior, 15 Master junior, dan 84 peserta umum pecinta catur non-master. Termuda diikuti oleh peserta berusia 6 tahun, dan ada yang di atas 60 tahun.
Catur, Budaya, dan Masa Depan Jakarta
Bang TW berharap, kegiatan semacam ini bisa terus digelar secara rutin sebagai bagian dari kontribusinya menciptakan Jakarta yang maju, berbudaya, dan aman bagi anak-anak mudanya.
“Catur itu cara kami mendidik tanpa menggurui. Kalau anak muda sudah terbiasa berpikir sebelum bertindak, insya Allah masa depan Jakarta akan lebih cerah.” (AKH)