“Pesantren memiliki keunggulan yang luar biasa — menanamkan nilai agama, semangat menuntut ilmu, dan ketahanan melalui kesederhanaan. Bahkan banyak pesantren yang memberi pendidikan gratis bagi santrinya. Tapi ke depan, pesantren harus bertransformasi agar tetap relevan,” ujar Cak Imin di kantor DPP PKB, Jumat (20/6/2025).
PKBTalk24 | Jakarta — Ada agenda besar yang sedang dipersiapkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bukan sekadar acara seremonial, PKB bakal menggelar International Conference on the Transformation of Pesantren (ICTP) pada 24–26 Juni 2025 di Hotel Sahid, Jakarta. Pertanyaannya: ada apa di balik konferensi internasional ini? Apa misi besar yang sedang digarap PKB?
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 300 pesantren utama dari seluruh Indonesia dan beberapa pesantren luar negeri akan berkumpul membahas masa depan pendidikan pesantren di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menyebut konferensi ini sebagai momentum penting untuk membawa pesantren naik kelas.
“Pesantren memiliki keunggulan yang luar biasa — menanamkan nilai agama, semangat menuntut ilmu, dan ketahanan melalui kesederhanaan. Bahkan banyak pesantren yang memberi pendidikan gratis bagi santrinya. Tapi ke depan, pesantren harus bertransformasi agar tetap relevan,” ujar Cak Imin di kantor DPP PKB, Jumat (20/6/2025).
Target Besar: Transformasi Total Pesantren
Cak Imin menegaskan, target utama dari konferensi ini adalah transformasi menyeluruh sistem pendidikan pesantren. Tak lagi hanya fokus pada tradisi, pesantren didorong untuk membuka diri pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
“Pesantren harus berani mengadopsi pendekatan STEAM: Science, Technology, Engineering, Art, dan Mathematics. Kalau tidak mulai dari sekarang, kita akan tertinggal jauh. Dunia berubah cepat, pesantren juga harus ikut menyesuaikan diri,” tegasnya.
Data mencatat, ada lebih dari 39 ribu pesantren di Indonesia yang selama ini sudah berkontribusi besar dalam memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan berbasis akhlak dan nilai. Namun, menurut Cak Imin, era baru menuntut pesantren tidak hanya kuat dalam nilai-nilai tradisional, tapi juga dalam inovasi dan penguasaan teknologi.
Evaluasi UU Pesantren Juga Jadi Sorotan
Selain soal kurikulum dan metode pembelajaran, evaluasi kebijakan pemerintah terhadap pesantren juga bakal jadi bahasan utama. Termasuk di dalamnya revisi implementasi Undang-Undang Pesantren serta penyesuaian dengan sistem pendidikan nasional yang lebih modern.
“Konferensi ini adalah kesempatan emas untuk menyelaraskan semua pihak. Tradisi tetap kita jaga, tapi inovasi tidak boleh dihindari. Semua demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” ungkap Cak Imin.
Deretan Nama Besar Siap Hadir
Menariknya, konferensi ini bakal menghadirkan sederet nama besar dari berbagai latar belakang. Antara lain: KH. Said Aqil Siradj, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Wamen Pendidikan Tinggi Prof. Stella Christie, serta para pengasuh pesantren, pimpinan ormas-ormas Islam besar seperti NU, Muhammadiyah, Al-Washliyah, Mathla’ul Anwar, Al-Irsyad, hingga Nahdlatul Wathan.
Dengan menghadirkan para pengambil kebijakan, pemimpin ormas, hingga praktisi pendidikan, konferensi ini jelas bukan forum biasa. Semua dipertemukan untuk menjawab satu pertanyaan penting: Bagaimana masa depan pesantren dalam menghadapi era revolusi industri dan kecerdasan buatan?
Jawabannya akan mulai terkuak di Konferensi Internasional Pesantren PKB pekan depan. (AKH)