“Isu Palestina bukan hanya soal kemanusiaan. Ini soal politik internasional, dan satu-satunya yang bisa menavigasi itu adalah negara sebagai aktor resmi,” tegas Gus Yahya di hadapan para pimpinan ormas.
PKBTalk24 | Jakarta – Dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina kembali ditegaskan oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dalam pertemuan penting bersama 12 pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Islam Indonesia, Rabu (30/4/2025) sore di Gedung PBNU, Jakarta.
Dalam diskusi yang berlangsung di lantai 3 kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164 itu, para tokoh sepakat mendorong pemerintah Indonesia agar lebih aktif mengambil peran nyata dalam upaya kemerdekaan Palestina di forum internasional.
“Isu Palestina bukan hanya soal kemanusiaan. Ini soal politik internasional, dan satu-satunya yang bisa menavigasi itu adalah negara sebagai aktor resmi,” tegas Gus Yahya di hadapan para pimpinan ormas.
Menurut Gus Yahya, langkah konkret menuju solusi Palestina hanya bisa ditempuh lewat jalur diplomasi negara. Ia menilai, hingga kini belum banyak negara yang benar-benar serius membicarakan solusi untuk Palestina. Karena itu, perlu ada dorongan kuat agar isu ini kembali masuk dalam agenda utama dunia internasional.
“Masalah Palestina ini ruwet. Banyak kepentingan campur aduk, baik dari negara-negara kawasan maupun dari luar. Bahkan rakyat Palestina sendiri, seperti Hamas, tidak bisa bergerak tanpa dukungan logistik dari negara lain,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga mengungkapkan pengalamannya saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Meski ada tawaran normalisasi hubungan Indonesia-Israel, Gus Yahya menolaknya karena belum ada tanda-tanda nyata penyelesaian bagi nasib rakyat Palestina.
“Saya hadir dalam kapasitas pribadi, bukan mewakili siapa pun. Tapi saya tidak bisa menerima normalisasi kalau belum ada titik terang untuk Palestina,” jelasnya.
NU Punya Jejak Panjang dengan Palestina
Ketua Umum Wahdah Islamiyah, KH Muhammad Zaitun Rasmin, menyampaikan harapannya agar PBNU terus menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kemerdekaan Palestina.
“NU punya sejarah panjang dalam perjuangan Palestina. Jaringan dan kekuatan diplomasi NU sangat mungkin dimanfaatkan untuk mendukung Palestina di tingkat global,” ujarnya.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh sederet tokoh penting ormas Islam lainnya, di antaranya:
-
KH Adian Husaini (Ketua Umum Dewan Dakwah),
-
KH Ahmad Kusyairi (Ketua Umum IKADI),
-
KH Bachtiar Nasir (Ketua Umum AQL),
-
KH Dede Nurhasanah (Majelis Syuro PUI),
-
KH Embay Mulya Syarief (Ketum Mathla’ul Anwar),
-
Prof Faisol Nasar Madi (Ketum Al-Irsyad Al-Islamiyah),
-
Ustadz Ibong Syahroesyah (Wapres Syarikat Islam),
-
Masyhuril Khamis (Ketum Al-Wasliyah),
-
Ir Muhammad Faisal (Wasekjen Persis),
-
Nashirul Haq Marling (Ketum Hidayatullah),
-
Syarfi Hutauruk (Ketum PERTI).
Pertemuan ini menegaskan satu suara: Indonesia tak boleh diam. Saatnya negara hadir lebih kuat, lebih tegas, dan lebih nyata dalam mendukung kemerdekaan Palestina. (AKH)