“Karena itu, kerja sama antardaerah dan peningkatan infrastruktur menjadi sangat penting,” ujar Pramono dalam Seminar Nasional Water Governance Toward Global Cities bersama Universitas Pertahanan (Unhan) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
PKBTalk24 | Jakarta ~ Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengingatkan bahwa salah satu tantangan besar Jakarta menuju kota global adalah tingginya ketergantungan terhadap pasokan air baku dari luar wilayah. Saat ini, 86,9% kebutuhan air Jakarta masih dipasok dari luar daerah dan diolah melalui instalasi pengolahan air (IPA) dengan kapasitas 21.000 liter per detik.
“Karena itu, kerja sama antardaerah dan peningkatan infrastruktur menjadi sangat penting,” ujar Pramono dalam Seminar Nasional Water Governance Toward Global Cities bersama Universitas Pertahanan (Unhan) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Target Kota Global, PR Besar Air Bersih
Pramono menegaskan, penyediaan air bersih menjadi prasyarat penting bagi Jakarta untuk mewujudkan ambisi sebagai Top 50 Global City sekaligus kota berkelanjutan.
“Cakupan layanan air perpipaan baru 74,24 persen. Tahun depan ditargetkan bisa naik ke 85 persen, dan akhir 2029 harus sudah 100 persen,” tegasnya.
Langkah ini sejalan dengan SDGs poin 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak.
Proyek Strategis Perluasan Akses Air
Pemprov DKI menyiapkan sejumlah proyek untuk mempercepat akses air bersih, di antaranya:
-
SPAM Karian–Serpong: tambah 10% cakupan atau 212.000 sambungan rumah.
-
SPAM Jatiluhur I: tambah 13% atau 300.000 sambungan rumah.
-
SPAM Buaran II: perluas layanan 8,8% atau sekitar 250.000 sambungan rumah.
Selain itu, pembangunan IPA Buaran III juga akan menyuplai kebutuhan air warga Jakarta dan Kota Bekasi.
Hentikan Ketergantungan Air Tanah
Tantangan lain adalah penurunan permukaan tanah akibat penggunaan air tanah berlebih. Untuk itu, Pemprov DKI menetapkan Zona Bebas Air Tanah (ZOBAT) melalui Pergub Nomor 93 Tahun 2021, melarang pengambilan air tanah di kawasan strategis seperti SCBD, Sudirman, Mega Kuningan, Pulogadung, hingga 12 ruas jalan utama.
Tak hanya proyek besar, program kerakyatan juga berjalan. Pemprov menghadirkan Kartu Air Sehat bagi warga berpenghasilan rendah serta bantuan 1.000 tandon air untuk masyarakat.
Pramono optimistis langkah-langkah ini akan menurunkan ketergantungan Jakarta terhadap pasokan air luar daerah dan mewujudkan cakupan 100% air bersih pada 2029.
“Jakarta harus jadi kota inklusif dan berkelanjutan. Air bersih adalah hak semua warga, bukan privilese,” pungkasnya. (AKH)