“Petani masih menderita, penghasilan rendah, dan kesejahteraan mereka jauh dari layak. Lebih menyedihkan lagi, anak-anak muda sudah tidak mau jadi petani, karena profesi petani memang identik dengan penderitaan,” ujar Gus Muhaimin.
PKBTalk24 | Jakarta ~ Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Gus Muhaimin, menyoroti nasib para petani yang hingga kini masih jauh dari sejahtera. Menurutnya, meski jasa petani begitu besar dalam menyuplai pangan bagi masyarakat, kehidupan mereka justru masih dipenuhi penderitaan.
Hal itu disampaikan Gus Muhaimin saat menghadiri Pasar Murah Peringatan Hari Tani Nasional 2025 di Rusunawa Pasar Rebo, Jakarta, Senin (22/9).
“Petani masih menderita, penghasilan rendah, dan kesejahteraan mereka jauh dari layak. Lebih menyedihkan lagi, anak-anak muda sudah tidak mau jadi petani, karena profesi petani memang identik dengan penderitaan,” ujar Gus Muhaimin.
Janji Gerbang Tani: Reformasi Lahan dan Pupuk Terjangkau
Gus Muhaimin menegaskan pemerintah tengah berupaya mengangkat martabat petani melalui Gerakan Kebangkitan Tani (Gerbang Tani) Indonesia. Ada tiga fokus utama yang dikerjakan: reformasi lahan, peningkatan infrastruktur dan produksi, serta penguatan pemasaran hasil tani.
“Land reform menjadi prioritas, agar petani betul-betul punya lahan produktif. Saat ini rata-rata petani gurem hanya punya lahan kurang dari 0,5 hektare. Padahal, untuk bisa hidup layak, minimal mereka perlu dua hektare. Itu target kita,” jelasnya.
Selain pembagian lahan, pemerintah juga menjamin pasokan pupuk, bibit, dan irigasi agar tidak ada lagi kelangkaan. Distribusinya akan difokuskan lewat koperasi desa untuk mempermudah akses petani.
“Tanah adalah modal utama petani berproduksi. Kalau lahan tidak ada, bagaimana bisa mereka sejahtera?” tegas Gus Muhaimin.
Petani Harus Dihormati
Menurut Gus Muhaimin, petani layak mendapatkan penghormatan, penghargaan, sekaligus kesejahteraan. Ia pun berharap Gerbang Tani menjadi momentum kebangkitan sektor pertanian Indonesia.
“Sudah saatnya negara hadir sungguh-sungguh. Petani tidak boleh lagi dipandang rendah, mereka adalah pahlawan yang menjaga dapur bangsa tetap ngebul,” tutupnya. (AKH)