“DLH harus segera bergerak cepat. Sosialisasi pemilahan sampah harus melibatkan seluruh perangkat kelurahan, sampai ke tingkat RT dan RW, termasuk memberikan fasilitas gerobaknya yang sesuai kepada petugas angkut sampahnya di lingkungan RT dan RW, agar warga paham pentingnya memilah sampah sejak dari rumah,” tegas politisi PKB Jakarta ini.
PKBTalk24 | Jakarta ~ Proyek Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi beban sampah di ibu kota kini mandek dan belum bisa beroperasi maksimal. Padahal, fasilitas ini digadang-gadang mampu mengolah hingga 2.500 ton sampah per hari dari total produksi sampah harian Jakarta yang mencapai lebih dari 8.000 ton.
Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta, H. Sutikno, menyoroti keterlambatan ini dan mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk segera mengambil langkah strategis. Menurutnya, salah satu akar masalah utama terletak pada belum tumbuhnya kesadaran warga untuk memilah sampah dari rumah tangga.
“Salah satu penyebab RDF ini belum bisa berjalan adalah karena masyarakat belum terbiasa memilah sampah organik dan anorganik sejak dari rumah. Akibatnya, saat dikirim ke RDF, sampah menumpuk dan menimbulkan bau menyengat yang sempat diprotes warga,” ujar Sutikno, Selasa (20/5/2025).
RDF Rorotan sendiri pernah diuji coba, namun dihentikan karena tidak memenuhi standar proses akibat tidak adanya sistem pemilahan yang baik. Menurut Sutikno, kondisi ini harus segera direspons DLH DKI dengan pendekatan yang lebih masif dan menyentuh langsung ke masyarakat.
“DLH harus segera bergerak cepat. Sosialisasi pemilahan sampah harus melibatkan seluruh perangkat kelurahan, sampai ke tingkat RT dan RW, termasuk memberikan fasilitas gerobaknya yang sesuai kepada petugas angkut sampahnya di lingkungan RT dan RW, agar warga paham pentingnya memilah sampah sejak dari rumah,” tegas politisi PKB Jakarta ini.
Ia menambahkan, jika sistem pemilahan berjalan, maka sampah yang diangkut dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) bisa langsung diproses di RDF tanpa hambatan.
“Saya belum melihat upaya nyata dari DLH DKI sejauh ini. Jangan sampai RDF ini jadi proyek sia-sia hanya karena kurang komunikasi dengan warga,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, juga menegur DLH DKI karena merencanakan pengoperasian RDF Rorotan baru pada September 2025. Saat mengunjungi lokasi pada Senin (19/5/2025), Menteri Hanif menegaskan bahwa RDF harus segera beroperasi paling lambat Juni.
“Harapan saya RDF Rorotan segera dioperasikan. Tidak boleh menunggu sampai September. Ini sudah dibangun, harus dimanfaatkan,” kata Hanif saat kunjungan ke Jakarta Utara.
Jika tidak ada perubahan dalam waktu dekat, proyek RDF Rorotan terancam jadi bangunan terbengkalai—sebuah ironi di tengah darurat sampah yang semakin mengkhawatirkan di ibu kota. (AKH)