“Di tengah gelombang perubahan, NU harus terdepan membaca gerak zaman, membaca perkembangan teknologi dan transformasi ekonomi, dan menjaga tatanan sosial yang adil dan beradab.”
PKBTalk24, Jakarta ~ Presiden RI Joko Widodo menyampaikan harapan khusus kepada lembaga pendidikan yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU), baik yang dikelola Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, pesantren, maupun warga nahdiyin.
“Saya berharap lembaga pendidikan di NU agar menyiapkan nahdiyin-nahdiyin muda yang menguasai IPTEK terbaru, menguasai teknologi digital yang berkembang pesat, dan mampu menjadi profesional-profesional yang unggul,” jelasnya saat membuka Puncak Resepsi 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).
Harapan tersebut disampaikan Jokowi karena NU merupakan organisasi Islam terbesar di dunia. NU menaungi puluhan ribu pesantren, sekolah dari usia dini hingga atas, perguruan tinggi, madrasah diniah, dan lain sebagainya. Jutaan santri dengan usia muda yang belajar di lembaga pendidikan NU merupakan aset besar bangsa Indonesia yang harus dikelola secara baik untuk menyambut dunia baru yang penuh tantangan.
“Selain itu, saya berharap NU juga merangkul dan memberikan perhatian serius kepada generasi muda agar tetap mengakar kuat kepada tradisi dan adab ahlusunah waljamaah dan terus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” pinta Jokowi.
Jokowi juga meminta NU membekali kader mudanya agar cakap digital sehingga bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kemaslahatan bersama. Selama ini, NU sudah membuktikan diri sebagai organisasi keumatan yang mampu tetap eksis dalam berbagai pergolakan pemikiran, politik, ekonomi, budaya, dan teknologi.
“Di tengah gelombang perubahan, NU harus terdepan membaca gerak zaman, membaca perkembangan teknologi dan transformasi ekonomi, dan menjaga tatanan sosial yang adil dan beradab,” ungkapnya.
Landasan permintaan khusus Jokowi tersebut adalah momentum abad kedua NU ini sangat cocok untuk dijadikan penanda kebangkitan baru NU dari segi ekonomi dan teknologi yang berorientasi pada kemaslahatan umat. Apalagi bangsa Indonesia saat ini mengalami bonus demografi ketika sebagian besar orang berusia produktif merupakan nahdiyin. Bagi Jokowi, sangat tepat apabila usaha membangun dan memperkuat Indonesia dimulai dari NU.
“Semoga momentum abad kedua NU ini menjadi penanda kebangkitan baru NU, memperkokoh keislaman dan keindonesiaan, meningkatkan kesejahteraan umat, serta membangun masa depan Indonesia yang maju dan bermartabat,” tandasnya. (*)