“Eskalasi konflik militer yang dipicu serangan unilateral Israel atas Iran telah menimbulkan korban kemanusiaan yang besar dan berpotensi mengundang keterlibatan pihak-pihak lain, termasuk negara-negara besar,” bunyi pernyataan PBNU.
PKBTalk24 | Jakarta ~ Ketegangan antara Iran dan Israel kian memanas dan mengkhawatirkan dunia. Melihat situasi yang semakin memburuk, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) angkat suara. Dalam pernyataan resminya, PBNU dengan tegas menyerukan penghentian perang dan mendorong semua pihak untuk memilih jalan damai.
Dalam Surat Pernyataan Resmi PBNU bernomor 4021/PB.03/A.II.07.68/99/06/2025, tertanggal 20 Juni 2025, yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf, PBNU mengutuk keras serangan unilateral Israel terhadap Iran yang telah memicu krisis kemanusiaan baru.
Korban Sipil Terus Berjatuhan, Dunia Terancam Terlibat Lebih Jauh
“Eskalasi konflik militer yang dipicu serangan unilateral Israel atas Iran telah menimbulkan korban kemanusiaan yang besar dan berpotensi mengundang keterlibatan pihak-pihak lain, termasuk negara-negara besar,” bunyi pernyataan PBNU.
PBNU menegaskan bahwa Iran sebagai negara berdaulat memang berhak membela diri. Namun, jatuhnya korban sipil dalam jumlah besar menjadi keprihatinan mendalam. Konflik yang terus memanas juga dikhawatirkan bisa memicu krisis global yang jauh lebih luas.
PBNU Dorong Diplomasi: Jalan Damai Lebih Mulia
Alih-alih melanjutkan perang, PBNU mendorong semua pihak untuk segera melakukan de-eskalasi dan menempuh jalur diplomasi. “Gencatan senjata harus dilakukan secepat mungkin,” tegas Gus Yahya.
Lebih jauh, PBNU juga mendorong Pemerintah Indonesia untuk memainkan peran aktif di kancah internasional, serta mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera turun tangan sebagai penjaga perdamaian dunia, tak hanya dalam konflik Iran-Israel, tapi juga di berbagai kawasan konflik lainnya seperti Rusia-Ukraina dan Pakistan-India.
Gus Yahya Bertemu Dubes Iran: Solidaritas untuk Perdamaian
Sikap PBNU ini ditegaskan langsung oleh Gus Yahya saat menerima kunjungan Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, di Kantor PBNU, Jakarta (20/6/2025). Dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya menegaskan bahwa PBNU memahami posisi sulit Iran, namun tetap mengajak semua pihak menjunjung tinggi penyelesaian damai.
“Kami memahami hak Iran untuk membela diri. Namun PBNU berdiri pada prinsip bahwa segala konflik harus diselesaikan melalui jalan damai demi menyelamatkan peradaban manusia,” tegas Gus Yahya.
Iran: Kami Tidak Ingin Perluas Perang
Menanggapi seruan PBNU, Dubes Iran Boroujerdi menyampaikan terima kasih atas dukungan PBNU terhadap perdamaian. Ia menegaskan bahwa Iran tidak ingin menyeret negara manapun ke dalam konflik.
“Kami tidak ingin melibatkan pihak manapun. Kami tidak mengajak negara mana pun untuk terlibat dalam perang ini. Tapi kami punya hak untuk membela diri,” ujar Boroujerdi.
Meski begitu, Boroujerdi menyayangkan sikap beberapa negara besar, termasuk dukungan G7 terhadap Israel yang dinilainya justru memperkeruh situasi. “Dukungan semacam itu memperbesar ketegangan global,” ujarnya.
Boroujerdi menilai, suara-suara dari kekuatan sipil dunia seperti PBNU menjadi penting dalam mendorong solusi damai di tengah konflik bersenjata yang mengancam banyak nyawa tak berdosa.
PBNU Ajak Umat Manusia Kuatkan Doa untuk Keselamatan Dunia
Dalam seruannya, PBNU juga mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama, umat Islam, bangsa Indonesia, bahkan seluruh umat manusia lintas agama dan bangsa, untuk memperkuat doa demi keselamatan peradaban dan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan.
“Dalam kondisi dunia yang penuh ketegangan, kekuatan doa, solidaritas, dan suara damai dari masyarakat sipil justru menjadi harapan terbesar,” pungkas Gus Yahya. (AKH)