Beda dengan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin justeru memandang jamaah majelis taklim dan ibu-ibu pengajian sebagai tradisi yang wajib dukung dan dipertahankan.
PKBTalk24, Jakarta ~ Jakarta sering dijuluki sebagai kota dengan 1001 majelis taklim. Hampir di setiap jalan dan gang ada tumbuh majelis taklim. Terutama majelis taklim kaum ibu-ibu. Ini menandakan jika masyarakat Betawi atau Jakarta memiliki tradisi dan budaya religius.
Saking banyaknya majelis taklim kaum ibu-ibu, Megawati Soekarnoputri mantan Presiden ke-5 dan Ketua Umum PDIP pun sempat heran dan berseloroh, “Saya melihat ibu-ibu itu, maaf ya, sekarang kan budayanya beribu maaf, jangan lagi nanti saya di-bully. Kenapa toh, seneng banget ngikut pengajian?” kata Megawati seperti dikutip, Sabtu, 18 Februari 2023.
Rupanya, ia khawatir dengan nasib anak-anak yang ditinggal ibunya untuk mengikuti kegiatan keagamaan. “Maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu ini pengajian ini sampai kapan tho yo? Anakke arep dikapakke (anaknya mau diapain)?” imbuhnya.
Beda dengan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin justeru memandang jamaah majelis taklim dan ibu-ibu pengajian sebagai tradisi yang wajib dukung dan dipertahankan.
Ustadzah Munirah, perwakilan dari Laksar ibu-ibu Majelis Taklim Jakarta Selatan mendukung Gus Muhaimin yang ingin menjadikan gerakan pengajian majelis taklim sebagai ujung tombak dan benteng pendidikan akhlak bangsa.
“Karena itu kami mendukung dan memilih Gus Muhaimin maju sebagai Capres di Pilpres 2024,”ujar Ustadzah Munirah, saat deklarasi dukungan Gus Muhaimin Presiden 2024, di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (17/7/2024).
Ustadzah Munirah, pun menaruh harapan kepada Gus Muhaimin sebagai “Panglima Santri” agar jika nanti terpilih sebagai capres 2024 atau pun cawapres, bisa memperjuangkan nasib para guru-guru di majelis taklim.
Gus Muhaimin juga diminta mendukung gerakan pengajian yang selama ini telah dijalankan oleh kelompok-kelompok pengajian, terutama Muslimat NU maupun Fatayat NU di diberbagai daerah agar lebih berdaya.
Gus Muhaimin dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa, “Muslimat-muslimat NU di berbagai daerah, melalui gerakan pengajiannya, telah terbukti mampu menjadi jembatan pemerintah dalam menggerakkan pendidikan yang berkarakter, terutama mendorong terciptanya akhlak mulia di lingkungan keluarga,”tutur Gus Muhaimin suatu ketika.
Sebab bagaimana pun, kaum ibu adalah tiangnya sebuah negara. Jika ibu-ibunya kuat, berkarakter, dan berakhlak mulia, maka akan bisa membimbing anak-anak dan dan menjaga keharmonisan keluarganya.
Muniroh pun mengutip pendapat Gus Muhaimin bahwa, “Pemahanan dan pengetahuan terkait dengan pendidikan karakter tersebut, bisa didapatkan melalui pengajian di majelis-majelis taklim,”ujar Ustadzah Muniroh. (***)