“Kang Huda telah membawa PKB mencapai prestasi yang luar biasa, sesuatu yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya,” ujar Kiai Imam Jazuli.
PKBTalk24 | CIREBON ~ Bersiap menghadapi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat menggelar konsolidasi politik secara intensif dan dengan penuh optimisme meraih kemenangan.
Bertempat di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2, rangkaian roadshow konsolidasi politik ini diikuti oleh seluruh Dewan Syuro DPC dan DPW PKB se-Jawa Barat serta pengurus harian DPC PKB dari seluruh wilayah.
Perhelatan yang dipusatkan di area Joglo Agung Pesantren Bina Insan Mulia 2, tersebut dihadiri oleh lebih dari 400 kader PKB Jawa Barat, termasuk jajaran Dewan Syuro, Ketua DPW dan DPC, anggota DPRD, para kiai khos, dan sejumlah kader yang akan bertarung dalam Pilkada mendatang. Dari pukul 14.00 hingga 16.30, acara berjalan dengan lancar, diakhiri dengan sesi ramah.
KH Imam Jazuli, pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, dalam pidato pembukannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada DPW PKB Jawa Barat atas capaian luar biasa yang telah diraih pada Pemilu 2024. Beliau menyebut keberhasilan ini sebagai bukti bahwa PKB telah mencapai titik tertinggi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
“Kang Huda telah membawa PKB mencapai prestasi yang luar biasa, sesuatu yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya,” ujar Kiai Imam Jazuli.
Keberhasilan yang dimaksud Kiai Imam Jazuli merujuk pada peningkatan signifikan perolehan kursi dan suara PKB di Jawa Barat. Pada Pemilu 2024, PKB berhasil menambah jumlah kursinya di DPRD Jawa Barat menjadi 15 kursi dari sebelumnya 12 kursi. Di tingkat kabupaten dan kota, PKB meraih 162 kursi DPRD, naik dari 121 kursi pada periode sebelumnya. Jawa Barat juga menjadi penyumbang terbesar peningkatan suara PKB secara nasional, dengan tambahan hingga satu juta suara.
Ada upaya penggembosan PKB oleh elit pengurus NU
Namun, Kiai Imam Jazuli juga menyinggung tantangan yang dihadapi PKB, khususnya terkait isu penggembosan yang dilakukan oleh sejumlah elit PBNU. Menurutnya, manuver yang dilakukan oleh para elit PBNU yang genit dan mencoba melemahkan PKB tidak berdampak apapun. Bahkan, justru membuat PKB semakin melejit dan solid.
“Semua manuver yang ingin melemahkan perjuangan PKB harus dinyatakan game over. Mereka tidak berhasil menggoyahkan kita,” tegas Kiai Imam Jazuli, yang disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Kiai Imam Jazuli juga menyampaikan penghargaan tinggi kepada Ketua Umum PKB, Gus Muhaimin Iskandar, yang dinilai berhasil membawa PKB menjadi partai besar dan berpengaruh. Beliau menekankan pentingnya menjaga kekompakan dan fokus pada agenda besar, terutama di saat PKB tengah bersiap menghadapi Pilkada.
“Kita punya Ketua Umum yang lincah, licin, dan cerdas. Ketika ada manuver-manuver recehan dari elit-elit yang centil, saya bilang ke Gus Muhaimin, ‘abaikan saja badut-badut politik itu’,” tambahnya.
Terkait pencalonan KH Acep Adang Ruhiat sebagai calon Gubernur Jawa Barat, Kiai Imam Jazuli menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan bukti penghormatan PKB terhadap Dewan Syuro, di mana Kiai Acep adalah ketuanya. Keputusan ini sekaligus menepis anggapan bahwa Dewan Syuro hanya merupakan lembaga yang tidak strategis.
“Penunjukan Kiai Acep membuktikan bahwa Dewan Syuro adalah lembaga yang sangat dihormati dan memiliki peran strategis,” jelasnya.
Kiai Imam Jazuli juga melihat pencalonan ini sebagai tantangan bagi Dewan Syuro untuk membuktikan kekuatannya dalam menggerakkan para kiai di bawahnya. Beliau mengusulkan agar jajaran Dewan Syuro berkumpul terlebih dahulu untuk menyusun strategi bersama.
“Saya optimis langkah-langkah yang diambil DPW PKB Jawa Barat selalu berdasarkan pertimbangan objektif dari riset, survei, dan pengamatan lapangan, bukan soal suka atau tidak suka. Bahkan, saya yakin PKB akan mampu meraih 100 kursi di DPR RI pada Pemilu 2029 nanti,” tegasnya.
Kiai Imam Jazuli juga menyampaikan keyakinannya bahwa masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) baik secara struktural maupun kultural, tetap memberikan dukungan mereka kepada PKB, meskipun ada yang enggan mendokumentasikan dukungannya secara terbuka.
“Saya mendapat laporan dari teman-teman struktural, mereka takut diberi Surat Peringatan (SP) oleh PBNU jika ketahuan mendukung PKB. Namun, perjuangan kita di PKB adalah untuk menegakkan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah (ASWAJA) yang juga menjadi perjuangan NU,” terangnya.
Menurut Kiai Imam Jazuli, tanpa kekuatan politik yang mendukung, eksistensi ideologi yang diperjuangkan NU akan menjadi lemah. Oleh karena itu, beliau mengajak seluruh kader untuk bersatu, bekerja sama, dan bergerak dalam satu barisan.
“Kekuatan kita ada pada kebersamaan. Tidak cukup hanya berorganisasi (berjam’iyyah), kita juga harus bersinergi (berjama’ah),” pungkasnya. (Ismail)