“Provinsi Daerah Khusus Jakarta sebagai Pusat Perekonomian Nasional dan Kota Global, berfungsi sebagai pusat perdagangan, jasa, keuangan, dan kegiatan bisnis nasional maupun internasional.”
Oleh : @KholilAhmad | Host Channel PKBTalk24 *
PKBTalk24 | Jakarta ~ Perpindahan status Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Nusantara bukan sekadar wacana, melainkan sebuah keniscayaan. Namun, cerita Jakarta tentu tidak berakhir di sini. Kota ini tengah bersiap membuka lembaran baru: menjadi kota global — sebuah titik temu dunia, kota cerdas yang modern, terbuka, dan menjadi pusat peradaban internasional.
Ketika mendengar nama Jakarta, banyak hal yang terlintas dalam benak kita: pusat perekonomian, pemerintahan, modernitas Indonesia, dan kini, kota cerdas masa depan. Selama puluhan tahun, status Ibu Kota telah melekat kuat di Jakarta. Namun, sejak disahkannya UU No.3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, perjalanan baru Jakarta pun dimulai.
Jakarta: Motor Ekonomi Nasional
Tak berlebihan jika menyebut Jakarta sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta mencapai Rp3.200 triliun, menguasai 16,6% dari total nasional — angka tertinggi di seluruh Indonesia.
Jakarta juga menjadi magnet investasi. Tahun 2022, realisasi penanaman modal asing (PMA) di Jakarta mencapai US$3,7 miliar atau sekitar Rp53,8 triliun. Ini bukti bahwa Jakarta tetap menjadi primadona bagi para investor global.
Perputaran uang dan bisnis di Jakarta tidak berdiri sendiri. Kota ini terhubung erat dengan wilayah aglomerasi seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi — membentuk kawasan Jabodetabek. Jika ditambah Cianjur menjadi Jabodetabekjur, kawasan ini berkontribusi 23,8% terhadap PDRB nasional. Angka yang akan terus melesat seiring transformasi kawasan ini ke depan.
Misi Besar: Jakarta sebagai Kota Global
Membangun Jakarta menjadi kota global adalah visi jangka panjang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menegaskan arah pembangunannya:
“Provinsi Daerah Khusus Jakarta sebagai Pusat Perekonomian Nasional dan Kota Global, berfungsi sebagai pusat perdagangan, jasa, keuangan, dan kegiatan bisnis nasional maupun internasional.”
Dalam berbagai indeks dunia, seperti The Globalization and World Cities Research Network (GaWC), Global City Index (GCI), hingga Cities in Motion Index, Jakarta kini berada di posisi menengah. Artinya, masih banyak ruang untuk berbenah dan melompat lebih tinggi.
Menjadi kota global berarti Jakarta harus mampu menjadi simpul ekonomi transnasional, menarik modal, sumber daya manusia, ide, dan informasi dari seluruh dunia. Kota-kota seperti New York (terbaik dalam bisnis dan SDM), Paris (pertukaran informasi), London (pengalaman budaya), hingga Brussels (keterlibatan politik) adalah contoh nyata betapa sebuah kota bisa menjadi pusat dunia dalam bidang masing-masing.
Perjalanan mereka tak sebentar — butuh puluhan bahkan ratusan tahun. Ini membuka peluang bagi Jakarta untuk mengejar ketertinggalan, atau bahkan melampaui mereka di masa depan.
Bukan Sekadar Prestasi, Tapi Kualitas Hidup
Mengejar status kota global bukan hanya soal memperbaiki peringkat dalam indeks dunia. Yang lebih penting, itu adalah soal memperbaiki kualitas hidup warga Jakarta.
Ada tiga pilar utama dalam membangun Jakarta menuju kota global:
-
Kelayakan Huni: memastikan akses pada perumahan, layanan kesehatan, dan lingkungan hidup yang sehat.
-
Lingkungan: memperbaiki sistem pengelolaan sampah, sanitasi, dan air limbah.
-
Aksesibilitas: membangun transportasi umum modern dan jaringan jalan yang efisien.
Saat ini, tantangan masih nyata. Sebagai contoh, standar kota global mengharuskan 0% tunawisma dan hanya 10% penduduk tinggal di permukiman kumuh. Di Jakarta, 23% penduduk masih tinggal di lingkungan yang belum layak.
Karena itu, Pemprov DKI Jakarta menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2023–2043 sebagai peta jalan. Ini adalah panduan Jakarta bertransformasi dari kota administratif menjadi kota global.
Menjadi Kota Cerdas, Menjadi Kota Masa Depan
Pembangunan Jakarta tidak hanya berfokus pada fisik kota, tapi juga mengintegrasikan teknologi digital mutakhir. Jakarta mengembangkan diri menjadi kota cerdas: kota yang menggunakan teknologi untuk memudahkan hidup warganya, meningkatkan pelayanan publik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
Transformasi ini adalah jalan panjang. Tetapi seperti kota-kota besar dunia lainnya, perjalanan ini adalah investasi untuk masa depan.
Jakarta siap melangkah, tidak lagi hanya sebagai simbol nasional, tetapi sebagai ikon dunia. Karena suksesnya Jakarta, adalah suksesnya Indonesia.
_________
Catt: Disadur dari tulisan berjudul : Membangun Jakarta: Kota Cerdas Berskala Global