“MLB terhadap rezim PBNU sekarang ini adalah bom waktu atau bola salju yang menggelinding terus karena desakan arus besar, baik yang struktural maupun kultural, jika tidak ada introspeksi dari struktur PBNU,” demikian diungkap cucu pendiri NU tersebut dalam wawancaranya secara live dengan Padasuka TV, 12 Agustus 2024.
PKBTalk24 | Jakarta ~ KH. Abdussalam Shohib atau Gus Salam, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, Denanyar, Jombang, Jawa Timur angkat bicara terkait adanya desakan Musyawarah Luar Biasa (MLB) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), serta gaya manajerial rezim PBNU yang dinilainya telah jauh menyimpang.
Dikutip dari wawancara secara live dengan Padasuka TV, 12 Agustus 2024, Gus Salam menyampaikan bahwa desakan MLB PBNU merupakan arus besar yang terus bergulir bak bola salju yang menggelinding.
“MLB terhadap rezim PBNU sekarang ini adalah bom waktu atau bola salju yang menggelinding terus karena desakan arus besar, baik yang struktural maupun kultural, jika tidak ada introspeksi dari struktur PBNU,” demikian diungkap cucu pendiri NU tersebut dalam wawancaranya secara live dengan Padasuka TV, 12 Agustus 2024.
Terkait apa yang perlu diintrospeksi, Gus Salam melihat dan merasakan bahwa PBNU di bawah di bawah kepemimpinan Ketum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, saat ini PBNU dinilai kerap menggunakan gaya intervensi, arogan, dan penuh intimidasi dalam manajerialnya.
Gaya semacam itu, menurut Gus Salam, tidak saja digunakan terhadap PKB yang mau diambil alih, tetapi juga terhadap kepengurusan struktural di dalam di sejumlah daerah.
“Akhirnya, gaya semacam itu membuka ruang bagi orang-orang yang punya interes pribadi untuk tampil, tapi bagi orang-orang yang mukhlis yang ingin mengabdi justru kesulitan,” tegasnya.
Karenanya, ujar Gus Salam, desakan MLB, juga dapat dikaitkan dengan hal yang sangat substansial di PBNU saat ini, yaitu minimnya ketaatan terhadap etika, konun asasi, dan ADART.
Lebih lanjut, Gus Salam memberi contoh pembelaan yang dilakukan terhadap bendahara umum PBNU yang terkena masalah hukum dan pembelaan itu dilakukan dengan menggunakan instrumen organisasi. “Inilah contoh minimnya etika,” paparnya.
Ketika dikonfirmasi terkait ada 186 PCNU dan 8 PWNU yang mendesak untuk diadakan MLB, Gus Salam melihat desakan itu sebagai bentuk kegundahan dan kegelisahan warga NU terhadap rezim PBNU sekarang ini yang dinilai telah berjalan jauh dari keharmonisan dan keadaan yang kondusif.
“Sejak awal, sepak terjang rezim PBNU sekarang ini sering dipenuhi konfrontasi dan kontroversi, padahal tugasnya adalah mendamaikan, menyejukkan, memberi nasihat, bukan seperti sekarang ini yang malah memperuncing, hal ini bertentangan dengan nilai-nilai yang digariskan para pendiri NU,” jelasnya kepada Yusuf Mars dari Padasuka TV.
Langkah PBNU yang mau mengambil alih PKB dengan pembentukan pansus atau yang dikenal dengan Tim Lima dinilai Gus Salam tidak saja kurang bijak, tapi juga salah jalan. “Secara aturan negara, PKB itu orpol sedangkan PBNU itu ormas, memiliki tugas sendiri-sendiri dan entitas yang berbeda,” paparnya.
Lebih lanjut, Gus Salam juga mempertanyakan parameter PBNU melihat PKB. “Semua pihak menilai PKB itu berkembang, meningkat, menjadi partai yang mandiri, solid, dan berhasil dengan perolehan suara yang fantastis, dan semua mengakui itu kecuali PBNU, ada apa?” tegasnya mempertanyakan sikap PBNU terhadap PKB.
Menurut Gus Salam, PBNU yang sejak awal menjadi tempat berkumpulnya para ulama harusnya lebih fokus pada solusi keumatan dan bermain di politik tingkat tinggi (as-siyasah al-aliyah), sebagaimana yang dipesankan oleh Kiai Sahal Mahfud, jangan sampai PBNU malah bermain politik praktis dan pragmatis. “Nggak perlu cawe-cawe ikut politik praktis, karena sudah ada PKB,” tambahnya.
Di akhir wawancara, Gus Salam mengajak jajaran struktural PBNU untuk introspeksi, koreksi diri, dan perbaikan, hilangkan kepentingan pribadi yang menggunakan jam’iyah sebagai panjatan untuk mencapai target-target politik pribadi.
“Kalau tidak dilakukan, tidak ada yang bisa membendung desakan arus besar MLB PBNU sekali pun muktamar masih 2 tahun lagi,” tegas Gus Salam. (***)